Mohon tunggu...
Inatsa Syarifatun Nisa
Inatsa Syarifatun Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Psy`18

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Selama PJJ, Siswa Kelas II SD di MI Arrahman Garut Terlambat Baca, Tulis, dan Hitung

19 September 2021   21:22 Diperbarui: 19 September 2021   21:31 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Mungkin kita pernah mendengar keluh kesah teman, saudara, tetangga atau bahkan kita sendiri yang pernah mengalami ketika usia SD terlambat dalam membaca, menulis dan berhitung. Perkembangan kemampuan membaca setiap anak pasti berbeda, orang tua tentunya patut khawatir, apakah kondisi anaknya normal karena belum bisa membaca. Apalagi bila teman-teman seusia anaknya sudah bisa membaca, menulis dan berhitung. Sebagai orang tua biasanya juga akan merasa malu dan khawatir bila disangka tidak bisa mengajarkan anaknya. Untuk kondisi psikis si anak itu sendiri juga terkadang menjadi hambatan, karena yang kerap terjadi si anak menjadi bahan ledekan teman-temannya.

Hal tersebut terjadi pada siswa kelas II SD di MI Arrahman Garut, dimana mereka terlambat membaca, menulis, dan berhitung. Sebagai perbandingan, kemampuan membaca anak 7 tahun pada umumnya adalah sudah bisa membaca 50-60 kata per menit. Mengenali banyak sight word (kata yang sering dibaca). Selain itu mereka mulai mengenali pola huruf vokal dan bisa membacanya dengan suara yang sesuai. Serta bisa memahami pesan dari isi bacaan.

Wali kelas II MI Arrahman menyebutkan lebih dari setengah kelas siswanya belum bisa membaca. Hal ini disebabkan pembelajaran yang dilakukan selama kelas I menggunakan system pembelajaran jarak jauh (PJJ). Keterlambatan dalam membaca, menulis, dan berhitung siswa diketahui setelah sekolah mengadakan Penilaian Tengah Semester (PTS) dan Penilaian Akhir Semester (PAS) ketika kelas I SD.

"Jumlah anak yang belum bisa baca lebih dari setengah kelas itu berdasarkan hasil PTS dan PAS kelas I lalu," ujar Wali kelas II MI Arrahman, Hasanah, Kamis (9/9/2021). Dijelaskannya, setiap siswa diberi modul, orang tualah yang mengerjakan modul siswa sehingga siswa mendapat nilai sempurna. Namun, ketika PTS dan PAS nilai siswa anjlok. Setelah dicari tahu, pihak sekolah baru tahu bahwa siswa belum bisa baca, tulis, dan hitung.

Berdasarkan jawaban yang disampaikan oleh Wali Kelas itulah diketahui berapa siswa yang sudah bisa baca dan berapa yang belum. Nantinya bagi siswa kelas II SD yang kedapatan belum bisa membaca, tentunya akan diberikan perhatian lebih di Tahun Ajaran 2020/2021 ini.

"Kalau melihat kondisi seperti ini, justru saat daring angka siswa yang tidak bisa baca justru lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya saat sekolah dilakukan tatap muka langsung. Ini bisa saja karena dimasa PJJ, anak-anak di daerah sini tidak mendapat pengajaran yang baik. Orang tua cenderung mementingkan pekerjaan sehingga anak terabaikan dan kurang mendapat perhatian," katanya. Data yang sudah masuk saat ini dibutuhkan untuk penanganan lanjutan bagi siswa yang belum bisa membaca, menulis, dan berhitung selama pembelajaran daring. Paling tidak guru bisa lebih intens dan fokus kepada siswa yang belum bisa baca agar cepat bisa. "Tentunya guru dan orang tua harus memberikan perhatian lebih kepada siswa yang belum bisa baca. Supaya mereka tidak tertinggal jauh dari yang lain. Saat daring ini, guru bisa berkunjung ke rumah siswa, seperti pola yang dilakukan untuk permasalahan siswa yang tidak memiliki ponsel, ada juga pemberian modul, dan tugas melalui WhatsApp Grup untuk belajar daring," ucapnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun