Ditengah kebingunan, ia mencoba untuk tenang..
Mengatur nafas menenangkan fikiran..
Berharap keajaiban kan datang..
Sesuap nasi belum didapat, apalagi impian masa depan..
Anak-anaknya terlantar di amperan..
Tertidur beralaskan kardus diselimuti harapan..
Terhitung, 2 hari lalu mereka makan..
Itupun roti bungkus sisa, yang terbuang di selokan..
Fikirannya meronta-ronta dan sempat berkata, Tuhan tidak adil..
Namun sesaat ia menyesal dengan istighfar..
Masih ada iman dihatinya, bahwa pertolongan Allah amatlah dekat..
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!