Perihal agenda yang telah kita rencanakan, kini saya tak begitu mengharapkannya lagi. Saya tak mau membebani dirimu hanya untuk hal sepele yang saya inginkan. Saya juga harus belajar realistis. Tak semua harus terlaksana. Toh meski tak ada agenda tersebut, kita masih bisa untuk bekerja sama bahagia.Â
Sayang. Mengapa kamu susah sekali untuk menepati janjimu? Selalu ada hal yang dilanggar. Entah karena dirimu atau pengaruh orang lain. Janji untuk bercerita apa saja tentang yang kamu rasakan dan jalani, nyatanya tidak kamu indahkan. Ada saja celah dimana kamu selalu berusaha untuk tetap berdiri sendiri meski digempur sana-sani.
Bukannya saya tak percaya denganmu, tetapi lebih kepada kita untuk berkesalingan menjalani kisah ini. Kisah rumit yang hanya kita berdua yang tahu.
Sayang, selalu saya sampaikan kepadamu untuk tetap menjadi diri. Semakin kesini dirimu perlahan muncul ke permukaan. Saya hanya tak ingin sesuatu buruk menimpamu. Karena tak dipungkiri kecanggihan teknologi yang saat ini dapat menjadikan sesuatu tiada menjadi ada.Â
Meski doa saya selalu tercurahkan untukmu, namun keinginan saya untuk bisa bersama dirimu masih terus saya usahakan. Seperti katamu kita sebagai manusia hanya bisa berusaha, untuk hasil Tuhan yang telah menetapkannya. Dan untuk agenda yang kamu rencanakan pada bulan ini, saya hanya bisa mengikutinya. Jadi atau pun tidak semua tergantung pada dirimu.Â
Maaf sayang jika tulisan ini melebihi waktu yang semestinya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI