Mohon tunggu...
Inayatun Najikah
Inayatun Najikah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Lepas, Pecinta Buku

Belajar menulis dan Membaca berbagai hal

Selanjutnya

Tutup

Diary

Maafkan Keegoisan Saya

27 Maret 2024   22:18 Diperbarui: 27 Maret 2024   22:34 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini tak seperti biasanya. Dari pagi hingga sore saya melakukan banyak pekerjaan. Karena hal itu hampir saja saya melupakan rutinitas menulis yang saya persembahkan untuk kekasih. Beruntungnya ketika saya sampaikan permintaan maaf karena belum menyelesaikan kegiatan rutin sepekan itu, ia memaklumi dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Ia berpesan agar saya tetap menulis meski jadinya tengah malam sekalipun. Asalkan masih dihari yang sama.

Tentu saya akan menyelesaikan tulisan ini meski dengan fikiran yang terbagi menjadi dua. Satu merangkai kata, kedua menyelesaikan pekerjaan yang mendapat revisi.

Pada tulisan ini saya ingin mengucapkan terimakasih kepadamu sayang. Kamu kembali meyakinkan saya akan cinta kasih yang kau punya. Kau masih ingin melanjutkan jalinan cinta kita yang amat sederhana ini. Dan untuk saat ini hingga kedepan dan sampai pada kehidupan selanjutnya kau mengatakan semoga kita selalu bersama. Meski saat ini raga kita berjauhan pada waktu tertentu, namun cinta kita mengikat saya dan kamu. Bahkan ketika satu sama lain sedang merasakan sesuatu, pasti akan merasakannya. Begitu cinta kita sayang.

Saya juga ingin meminta maaf jika keegoisan saya selalu menjadi yang terdepan. Sejenak melupakan kebahagiaanmu dan malah memberimu rasa sakit diulu hati yang mendalam. Padahal saya selalu mengatakan bahwa kebahagiaanmu lah yang utama.

Saya masih perlu banyak belajar dalam mencintaimu sayang. Mencintaimu juga berarti saya harus tahu batasan mana yang condong pada keegoisan pribadi dan mementingkan kebahagiaanmu. Pada perjalanan cinta kita faktanya adalah engkau mencintai saya. Hanya itu. Tidak berlebih. Dan saya terkadang berekspektasi ingin lebih dari sekadar dicintai. Yaitu bisa hidup bersama dan saling membersamai dalam bingkai yang dianggap satu-satunya kebenaran yang yakini masyarakat kita.

Ekspektasi saya yang berlebih itulah yang membuat dirimu merasa sedih dan sakit hati. Saya kurang memahami jika posisi saya hanyalah sebagai orang yang kamu cintai pada waktu yang amat singkat. Sebagaimana yang pernah kamu sampaikan. Bahwa Tuhan itu Maha membolak-balikan hati manusia. Saat ini mencintai bisa jadi besok meninggalkan diri.

Tetapi saya percaya bahwa kamu tak akan pernah meninggalkan saya dan cinta kita. Seperti janji kita waktu itu. Kita sama-sama akan mengusahakan untuk saling bersama dan senantiasa dekat baik sekarang ataupun nanti.

Sayang, terimakasih untuk segalanya. Mohon maaf apabila tulisan kali ini sangat singkat dan telat. Saya berusaha untuk tetap melakukan rutinitas sederhana yang membuat dirimu bahagia. Saya mencintaimu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun