Mohon tunggu...
Inayatun Najikah
Inayatun Najikah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis Lepas, Pecinta Buku

Belajar menulis dan Membaca berbagai hal

Selanjutnya

Tutup

Diary

Akankah Mimpi Jadi Kenyataan

15 Maret 2023   05:56 Diperbarui: 15 Maret 2023   05:58 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi ini saya terbangun dengan kondisi perasaan yang carut marut. Saya baru saja memimpikannya. Seseorang yang kini menjadi kekasih. Rasanya mimpi itu tampak begitu nyata. Kau dengan tiba-tiba meninggalkan saya seorang diri. Saya tahu mimpi adalah bunga tidur, namun dibalik itu saya pun menyadari bahwa kondisi dan keadaan saya dengan kekasih memang telah berbeda.

Kira-kira gambaran mimpi itu semacam ini. Saat itu kau sedang berbincang bersama kawan-kawan yang lain ditempat kerja kita. Ketika saya datang dan menghampiri, tak lama kau beranjak pergi lalu kemudian pamit kepada kami untuk pulang. Kau tampak tergesa-gesa sehingga tak memberitahu saya apa yang sebenarnya terjadi. Saat itu masih siang hari dan dalam waktu bekerja.

Saya hanya bisa menerka apa yang terjadi padamu. Saya berfikiran positif bahwa nanti jika kau sudah merasa tenang pasti akan menghubungi. Namun hingga sore hari kau tak kunjung memberi kabar. Saya mau bertanya, tapi tak enak hati. Takut mengganggu waktumu bersama keluarga. Sore itu tak seperti biasanya. Sebelum pulang saya mampir di kedai makanan tepat di depan tempat kita bekerja. Hanya seorang diri, tanpa dirimu.

Sambil menunggu makanan, saya hanya bisa membuka tutup aplikasi. Apa yang terjadi padamu, mengapa tak lekas memberi kabar? Apa khawatirnya saya sekarang sudah kau abaikan? Hingga malam hari pun saya tak mendapat kabar darimu. Saya tetap berfikiran positif bahwa dirimu tetap baik-baik saja.

Esok hari saat berangkat bekerja, saya duduk ditempat yang setiap hari kita berbincang. Kau berada diruanganmu bersama seorang kawan yang juga seruangan denganmu. Saya duduk diluar itu bisa mendengarkan obrolan diantara kalian berdua. Saat kawanmu bertanya mengapa kemarin tiba-tiba pergi, kau mengatakan bahwa salah satu anggota keluargamu ada yang sedang sakit. Kau buru-buru untuk pulang sebab memikirkan kondisi anak-anak.

Saya yang mendengar obrolan itu tiba-tiba rasa sakit hinggap didada. Saya berfikir, apa begini caramu mengakhiri kisah kita? Kau membiarkan saya begitu saja tanpa ada kabar dan menghilang. Saya mencoba menahan air mata karena posisi saat itu sedang banyak orang. Dan barangkali kau menangkap gerak gerik saya. Barulah kau mengirimkan sebuah pesan permohonan maaf mengapa tiba-tiba kau menghilang.

Saya hanya membaca tanpa membalas. Rasanya sudah begitu sakit dada ini. Sejenak saya melamun. Kejadian ini membuat saya semakin menyadari dimana posisi saya. Hanya kau butuhkan disaat kau butuh saja. Dan jika memang pada akhirnya kau harus meninggalkan saya, maka tak apa. Saya tak punya hak ataupun kuasa untuk menahanmu. Dan disaat itu nanti terjadi, siap tak siap mau tak mau saya harus ikhlas melepasmu.

Begitu nyata mimpi itu. Hingga saat saya bangun, saya masih mengingat detail bagaimana kejadiannya. Akankah mimpi itu akan menjadi kenyataan? Entahlah. Jika memang dalam waktu dekat atau kapanpun itu akan terjadi, saya bisa belajar ikhlas dari sekarang. Agar nantinya jika hari itu tiba dimana kau akan pergi meninggalkan saya untuk lebih bahagia bersama pilihanmu, saya tak merasa sedih yang berlarut. Saya akan turut bahagia, jika kau pun bahagia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun