Mohon tunggu...
Imtiyaz
Imtiyaz Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Mahasiswi S1 Gizi Universitas Airlangga - Mahasiswi S1 Gizi universitas Airlangga

Dengan adanya usaha disitulah pengalaman akan didapat

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Efektivitas Vaksin Covid-19 Hingga Booster dengan Ketercukupan Nutrisi

17 Januari 2022   08:09 Diperbarui: 17 Januari 2022   09:05 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : pixabay.com 

Seperti yang kita tahu, saat ini dunia sedang menghadapi pandemi yang disebabkan oleh SARS-Cov-2 (virus Corona). Kasus pertama diketahui muncul pada Desember 2019 yang kemudian menyebar dengan cepat ke berbagai belahan dunia. Hal ini memicu para peneliti untuk meracik vaksin yang efektif membasmi virus dan mengakhiri pandemi. Bahkan belum sampai pada kondisi terkendali sekalipun, berbagai media nasional dan internasional melaporkan kemunculan varian-varian baru dari virus Corona. Varian virus pertama kali ditemukan di Inggris dan sayangnya semakin mendorong peningkatan penularan penyakit. Saat penanganan dan penyebaran virus Corona tidak sebanding, banyak pihak sangat kewalahan dengan kejadian tersebut. Saat itulah penyebaran virus Corona semakin meluas.

Di Indonesia, dampak pandemi Covid-19 terus menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu dan telah menimbulkan banyak korban jiwa, serta kerugian material yang semakin besar sehingga berdampak pada aspek sosial, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat. Upaya penanggulangan pandemi Covid-19 tidak hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah, tetapi juga perlu sinergitas dan kontribusi dari semua bagian bangsa. Adanya pandemi Covid-19 telah memaksa masyarakat tidak hanya Indonesia, namun juga dunia untuk membatasi aktivitas karena penyebarannya yang masih berisiko kesakitan dan kematian yang signifikan. Masyarakat terpaksa untuk tinggal di rumah dan melakukan aktivitas di dalam ruangan. Akan tetapi, virus Corona belum memperlihatkan tanda-tanda akan berakhir. Bahkan WHO menyatakan bahwa virus Corona mungkin tidak akan pernah hilang.

Kondisi ini memaksa semua sektor untuk 'mencari akal' agar bisa menjalankan kehidupan dengan 'beriringan' dengan Covid-19 sehingga muncul istilah New Normal. Kondisi ini menandai adanya perubahan perilaku atau penyesuaian pola hidup dengan menjalankan aktivitas dengan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19, seperti pembatasan aktivitas sosial, menggunakan masker, dan perubahan pola kerja menjadi work form home. Akan tetapi, dengan hanya menerapkan protokol kesehatan selama masa New Normal saja masih dipandang tidak cukup. Oleh karenanya, perlu membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity yang dapat diperoleh melalui tindakan vaksinasi.

Pemberian vaksin merupakan salah satu upaya yang dianggap paling efektif untuk mengatasi pandemi Covid-19 yang masih terus berlangsung. Vaksinasi sendiri merupakan pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang pembentukan imunitas (antibody) sistem imun di dalam tubuh. Dengan prosedur vaksinasi yang benar, diharapkan akan diperoleh kekebalan yang optimal, penyuntikan yang aman, dan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang minimal. Sistem kekebalan tubuh seseorang terhadap suatu penyakit sebenarnya bisa terbentuk secara alami ketika seseorang terinfeksi virus atau bakteri.

Akan tetapi, infeksi virus Corona memiliki risiko kematian dan daya tular yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan usaha lain untuk membentuk sistem kekebalan tubuh yaitu vaksinasi. Bahkan saat ini dunia sedang gempar karena adanya varian baru virus Corona, yaitu Omicron yang sudah mulai tersebar dan angka kejadian terinfeksi virus Corona kembali bertambah. Dengan demikian, pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk pemberian vaksinasi booster Covid-19 mengingat virus Corona yang akan terus bermutasi agar kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia tetap terkendali dan kondusif.

Program vaskinasi Covid-19 di Indonesia masih terus berlangsung hingga saat ini dimana pemerintah menyetujui macam-macam vaksin Covid-19 dari berbagai perusahaan penyedia vasin untuk mencapai target herd immunity. Menurut edaran Keputusan Menteri, ada tujuh macam vaksin Covid-19 yang disetujui dan sudah mendapat izin BPOM untuk digunakan dalam program vaksinasi di Indonesia, diantaranya ada vaksin Sinovac, PT Bio Farm, Oxford-AstraZeneca, Pfizer-BioNTech, Moderna, Novovax, dan Sinopharm. Setiap jenis vaksin Covid-19 memiliki karakternya masing-masing misalnya saja jumlah dosis dan interval pemberian. Disetiap suntikan vaksin Covid-19 ini, dapat menimbulkan efek samping. Namun tidak semua orang yang menerima vaksin Covid-19 mengalami reaksi atau efek samping setelah vaksinasi atau yang dikenal dengan KIPI (kejadian Ikutan Pasca Imunisasi). Berikut efek samping vaksin Covid-19 atau KIPI yang biasa terjadi :

  • Nyeri pada lengan tempat disuntiknya vaksin Covid-19.
  • Nyeri sendi.
  • Menggigil.
  • Mual atau muntah.
  • Rasa lelah.
  • Demam yang ditandai dengan suhu diatas 37,8 C.
  • Mengalami gejala mirip flu, menggigil selama 1 - 2 hari.

Dari efek samping vaksin Covid-19 tersebut, masing-masing penerima vaksin merasakan efek yang tidak sama dari vaksin Covid-19 ini. Pada sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa ada beberapa hal yang mungkin dapat meningkatkan efektivitas vaksin. Nutrisi disebut dapat memainkan peran utama dalam kemanjuran vaksin. Studi menunjukkan bahwa gizi yang baik adalah kunci untuk memperkuat efek kekebalan dalam berbagai vaksinasi termasuk vaksin Covid-19.

Kekurangan gizi adalah hal yang buruk dan harus dihindari oleh semua orang sejak sebelum pandemi. Meski demikian, perlu diketahui pandemi Covid-19 telah memperparah krisis iklim yang telah menyebabkan peningkatan peristiwa cuaca ekstrim hingga dampak lebih lanjut pada sistem produksi pangan. Akan tetapi, tidak hanya kekurangan gizi yang dapat mempengaruhi efektivitas dari vaksin Covid-19. Gaya hidup yang semakin tidak aktif dan makanan yang diproses berlebih dengan gula dan lemak tinggi telah membantu mendorong masalah obesitas yang menyebabkan peningkatan pada hipertensi, diabetes mellitus tipe 2, dan berbagai jenis kanker.

Tantangan lebih lanjut terkait dengan kekhawatiran bahwa ketika vaksin Covid-19 dikembangkan. Mereka yang mengalami obesitas mngkin akan menganggapnya kurang efektif. Terdapat sebuah penelitian yang telah menunjukkan bahwa orang yang sistem kekebalannya terpengaruh oleh obesitas pada akhirnya mungkin kekurangan kekebalan yang dihasilkan vaksin. Dalam skala besar, kekurangan gizi dan obesitas mengancam peningkatan mortalitas, bahkan dalam jangka panjang dapat berpotensi merusak efektivitas vaksin.

Terkait pola makan sehat, para peneliti di India melihat bagaimana negara-negara bagian telah meningkatkan Sistem Distribusi Publik untuk membantu mereka yang berpenghasilan rendah mengakses layanan bergizi. Studi tentang pola makan sehat menunjukkan bahwa pola makan yang lebih seimbang dan beragam termasuk buah-buahan, sayuran, protein hewani, dan selain meningkatkan gizi masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun