kemarin bukan satu-satunya hari kesedihanku
bergumul dengan kesusahan, menahan keinginan
aku telah tumbuh di dalamnya
aku tahu tidak pantas marah pada ibu
atau pada bapak, atau pada nenek, bahkan buyutku
aku telah lahir, dari akar-akar mereka, yang terus sambung-menyambung, melahirkan tunas-tunas baru
lalu mati, lalu tumbuh lagi
aku layaknya kutukan yang mengulang kisah lama
menjalani hari terseok-seok
memakan harapan kosong dari sebuah pengharapan
entah sampai kapan rantai-rantai ini membelenggu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!