Mereka tahu, menjadi kepala desa bukan sekadar mengurus administrasi, tetapi menjaga rasa, mendengar keluh kesah, dan menenangkan hati masyarakat yang sedang gelisah. Mereka berdiri di antara harapan warga dan kerasnya sistem birokrasi yang kaku.
Teras itu menjadi saksi betapa kepemimpinan di desa adalah kepemimpinan yang sunyi. Tidak bising oleh sorotan media, tetapi hidup oleh keikhlasan. Dari situlah desa bertahan—bukan karena besarnya dana, tetapi karena besarnya hati mereka yang memimpin dengan nurani.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI