Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Penikmat Kopi

Seorang analis pembangunan desa dan konsultan pemberdayaan masyarakat yang mengutamakan integrasi SDGs Desa, mitigasi risiko bencana, serta pengembangan inovasi berbasis lokal. Ia aktif menulis seputar potensi desa, kontribusi pesantren, dan dinamika sosial di kawasan timur Indonesia. Melalui blog ini, ia membagikan ide, praktik inspiratif, dan strategi untuk memperkuat ketangguhan desa dari tingkat akar rumput. Dengan pengalaman mendampingi berbagai program pemerintah dan organisasi masyarakat sipil, blog ini menjadi ruang berbagi pengetahuan demi mendorong perubahan yang berkelanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Al-Fatih Market Day: Belajar Wirausaha Sejak Dini di Pesantren

2 September 2025   10:36 Diperbarui: 2 September 2025   10:36 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pimpinan Pesantren TGH. Lalu Nurul Bayanil Huda, MA., mendukung santri dengan membeli produk mereka.  (Sumber: www.facebook.com/lalu.n.huda.52)

Sejak pagi, halaman madrasah Pesantren Modern Al-Fatih Gondang dipenuhi keriuhan penuh warna. Meja-meja kecil berjejer rapi di sepanjang sisi halaman, menjadi lapak jualan santri sekolah dasar yang bersemangat menyambut pengunjung. Dengan penuh antusias, mereka menata produk sederhana yang siap dipasarkan.

Aneka barang dagangan ditawarkan, mulai dari makanan ringan buatan pesantren, minuman segar, hingga kerajinan tangan karya santri. Suasana menyerupai pasar sungguhan, lengkap dengan canda, tawa, serta riuh tawar-menawar hangat antara penjual dan pembeli yang memadati halaman.

Para guru mendampingi dengan penuh kesabaran, memberi arahan dan dorongan agar santri kecil berani mempraktikkan keterampilan barunya. Sementara itu, santri Kulliyatul Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) turut membantu menjaga ketertiban, sekaligus memberi contoh bagaimana menghadapi pembeli dengan ramah.

Kehadiran Pimpinan Pesantren, TGH. Lalu Nurul Bayanil Huda, MA., menambah semarak suasana. Beliau berjalan dari satu meja ke meja lain, berinteraksi langsung dengan para santri yang berjualan, bahkan membeli beberapa produk mereka sebagai bentuk dukungan moral.

Pemandangan ini membuat halaman madrasah seakan berubah menjadi laboratorium pendidikan terbuka. Di sini, santri kecil tidak hanya belajar menjual barang, tetapi juga mengasah kemandirian, kreativitas, dan keterampilan sosial melalui pengalaman nyata yang jarang ditemukan dalam ruang kelas formal.

Menumbuhkan Jiwa Mandiri Sejak Usia Dini

Kemandirian tidak muncul tiba-tiba, melainkan dibentuk melalui pengalaman. Melalui Al-Fatih Market Day, santri sekolah dasar belajar mengelola modal, menentukan harga, dan menghadapi risiko dagangan yang tidak selalu laku. Dari proses ini, mereka mulai memahami arti keputusan mandiri.

Hurlock dalam Child Development (1978) menjelaskan bahwa kemandirian tumbuh ketika anak diberi kesempatan membuat pilihan dan menghadapi konsekuensinya. Simulasi pasar ini menghadirkan pengalaman tersebut, karena setiap santri belajar mengambil keputusan langsung di lapangan.

Salah seorang guru sedang mendampingi santri agar kegiatan aman dan edukatif. (Sumber: www.facebook.com/lalu.n.huda.52)
Salah seorang guru sedang mendampingi santri agar kegiatan aman dan edukatif. (Sumber: www.facebook.com/lalu.n.huda.52)

Tidak hanya soal keberanian, kegiatan ini juga melatih kreativitas. Santri ditantang menghadirkan produk yang unik dan menarik perhatian pembeli. Praktik ini sejalan dengan pandangan Amabile dalam Creativity in Context (1996), bahwa kreativitas berkembang ketika anak dihadapkan pada situasi nyata yang menuntut inovasi.

Di sisi lain, keterlibatan guru dan santri KMI menjadikan kegiatan ini aman sekaligus edukatif. Anak-anak mendapat arahan praktis, tetapi tetap diberi ruang untuk berkreasi sendiri. Kombinasi inilah yang membuat mereka belajar tanpa merasa terbebani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun