Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Penikmat Kopi

Seorang analis pembangunan desa dan konsultan pemberdayaan masyarakat yang mengutamakan integrasi SDGs Desa, mitigasi risiko bencana, serta pengembangan inovasi berbasis lokal. Ia aktif menulis seputar potensi desa, kontribusi pesantren, dan dinamika sosial di kawasan timur Indonesia. Melalui blog ini, ia membagikan ide, praktik inspiratif, dan strategi untuk memperkuat ketangguhan desa dari tingkat akar rumput. Dengan pengalaman mendampingi berbagai program pemerintah dan organisasi masyarakat sipil, blog ini menjadi ruang berbagi pengetahuan demi mendorong perubahan yang berkelanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pendamping Desa: Kenapa Saya Nggak Dapat BSU?

12 Juni 2025   09:19 Diperbarui: 12 Juni 2025   09:19 1284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cara cek penerima BSU 2025 online via BPJS Ketenagakerjaan. (KOMPAS.com/Zulfikar Hardiansyah)

BSU seharusnya menjadi simbol hadirnya negara untuk rakyat kecil. Jika pelaksanaannya justru menciptakan ketidakadilan baru, maka esensinya patut dipertanyakan. Jangan sampai bantuan menjadi pemicu luka baru, hanya karena sistem tidak menjangkau mereka yang bekerja diam-diam.

Pendamping desa bukan hanya pekerja teknis. Mereka adalah penghubung antara harapan warga dan realitas birokrasi. Mereka menyusun data, mendampingi musyawarah, dan memastikan program berjalan. Tapi, saat bantuan turun, mereka pun layak dipastikan turut serta.

Tahun 2025 harus menjadi momentum untuk memperbaiki ini semua. Pemerintah sudah membuat regulasi yang lebih rinci, lewat Permenaker Nomor 5 Tahun 2025. Kini saatnya regulasi itu disinergikan dengan realitas di lapangan, termasuk menyentuh pekerja sektor hibrida seperti pendamping.

Pertanyaannya kini bukan lagi sekadar “Kenapa saya nggak dapat BSU?”, tapi: “Kapan semua pendamping desa bisa dipastikan masuk dalam sistem perlindungan sosial yang adil dan merata?” Jawabannya harus segera diberikan, dan tidak bisa ditunda tahun depan.

Karena dalam kejelasan ada keadilan, dan dalam keadilan akan tumbuh kepercayaan. Itu yang dibutuhkan para pendamping—lebih dari sekadar bantuan tunai: pengakuan bahwa kerja-kerja mereka di desa adalah pengabdian yang sungguh layak dihargai oleh negara.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun