Mohon tunggu...
IMRON SUPRIYADI
IMRON SUPRIYADI Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan Pengasuh Ponpes Rumah Tahfidz Rahmat Palembang

Jurnalis, Dosen UIN Raden Fatah Palembang, dan sekarang mengelola Pondok Pesantren Rumah Tahfidz Rahmat Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keringat Sambo, Mengalir Sampai Jauh...

6 September 2022   01:56 Diperbarui: 8 September 2022   10:31 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya, itu soal rasa, Yus. Kita kan hanya bisa melihat secara fisik. Ukuran manusia normal seperti kita, harusnya menyesal. Tapi kalau hati sudah diracuni nafsu amarah, maka yang muncul lima penyakit dalam hati manusia ; hawa, nafsu, dunia, syetan dan iblis. Letaknya di bawah dua tulang rusuk kita ini," ujar Gus Pri, sembari menunjukkan tangannya ke dada sebelah kiri.

"Kalau alasan keduo, apo dio, Tris?! tanya Bang Win yang masih ingin tahu.

"Masih dilanjut?!" tukas Tris, terkesan tidak berminat lagi membahas Sambo.

"Tanggung, Tris! Supaya kami juga tambah cerdas!" ujar Yus semangat.

Tris mencoba mengingat penjelasan awal yang sempat terputus. Sesaat menahan napas mengingat-ingat pembicaraan sebelumnya. Gus Pri kembali memancing kata terakhir obrolan sebelum terputus.

"Seingatku, tadi sudah sampai skenario perselingkuhan Kuat Makruf dan Putri, untuk menyelamatkan Sambo," ujar Gus Pri yang membuat Tris ingat kembali.


"Oke, Gus! Jadi skenario baru ini, tujuannya untuk menyelamatkan Sambo dari jeratan hukuman mati. Jadi hukuman ini akan berbalik ke Kuat Makruf dan Putri Candrawati," ujar Tris.

"Otomatis publik akan mengarahkan tuduhan kesalahan pada Kuat Makruf dan Putri yang telah merencanakan pembunuhan Yoshua, bukan Sambo!" sergah Gus Pri menambahi ujaran Tris.

Sebagian tamu ikut termangu dengan dialog malam itu. Tris melihat adanya kemungkinan skenario baru di balik cerita dalam kasus Sambo.

"Ngapo Sambo mesti diselamatke, Tris!? Dio tu kan sudah dipecat dari kesatuan Polri, jadi untuk apo dilindungi?!" Bang Win ingin mengetahui lebih jauh.

"Polisi itu kan hanya bajunya Sambo. Hanya lebel resminya saja, Bang Win!? Tapi isi otaknya, kekuasan Sambo bisa melebihi kewenangan Kapolri. Jadi hidupnya Sambo, masih sangat diperlukan banyak pihak. Dari kasus pembunuhan ini saja, sudah berapa banyak pejabat yang dirugikan?!" ujar Tris menebak sekenanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun