Pada saat yang sama, internet juga sudah mulai menjangkau Tiongkok meskipun belum dikenal masyarakat secara luas. Tiongkok tercatat sebagai negara yang pernah melakukan batasan keras terhadap teknologi baru itu. Pemerintah Tiongkok melakukan pengendalian terhadap pembicaraan-pembicaraan yang berseliweran di internet, memantau lalu lintas percakapan, mengendalikan ruang gerak, filterisasi konten-konten, bahkan tak segan memblokir situs web asing.
Ma melihat fenomena ini sebagai peluang. Ia kemudian berinisiatif untuk mendirikan perusahaan bernama Alibaba. Nama Alibaba sendiri terinspirasi dari kisah 1001 malam. Dalam berbagai versi, semua orang tentu pernah mendengar kisah tentang anak muda bernama Alibaba yang mengalahkan 40 penyamun. Kelak, di tangan seorang Jack Ma, Alibaba dengan cepat menjelma sebagai salah satu raksasa bisnis dunia.
Saya senang membaca kisah Jack Ma ini. Saya senang membaca kisah mereka yang merintis karir dari nol. Saya terinspirasi dengan mereka yang selalu berhasil bangkit meskipun kerap jatuh berkali-kali. Ma mengingatkan saya pada sosok Ciputra di tanah air yang juga memulai segala sesuatunya dari bawah.
Orang hebat memang tak pernah lahir dari zona nyaman atau comfort zone. Orang hebat bukanlah mereka yang mewarisi hidup serba ada dan serba nyaman. Orang hebat adalah mereka yang tertantang melakukan sesuatu, lalu berani menerabas jalan nasib di atas peluh yang menetes.
Saya menyukai ungkapan Jack Ma tentang kesuksesan. Kata Ma, "Saat kamu miskin dan belum sukses, semua kata-kata bijakmu terdengar seperti kentut. Tetapi ketika kamu kaya dan sukses, kentutmu terdengar sangat bijak dan menginspirasi."
Hikkkzzzzzz. Benar juga.