Mohon tunggu...
Politik

Ironi Hari Nusantara di Negeri Maritim

13 Desember 2016   02:01 Diperbarui: 13 Desember 2016   02:05 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Nusantara merupakan perwujudan dari Deklarasi Djuanda yang dianggap sebagai Deklarasi Kemerdekaan Indonesia kedua. Melalui deklarasi tersebut, Indonesia merajut dan mempersatukan kembali wilayah dan lautannya yang luas, menyatu menjadikesatuan yang utuh dan berdaulat.

Melalui Keppres No.126/2001 dikukuhkan sebagai Hari Nusantara, artinya setiap tanggal 13 Desember mulai diperingati sebagai salah satu Hari Nasional.

Hari Nusantara yang diperingati setiap tanggal 13 Desember merupakan penegasan dan pengingatan bahwa Indonesia adalah Negara Maritim terbesar di dunia. Hal tersebut ditegaskan pula oleh Presiden Jokowi dengan Visi Indonesia Poros Maritim Dunia, yang menjadi sebuah cita-cita kolektif bangsa untuk kembali meraih kejayaannya sebagai sebuah bangsa yang terlahir dan tertakdir sebagai sebuah Bangsa Maritim.

Pertanyaannya kini apakah sejak ditetapkannya Hari Nusantara dalam Keputusan Presiden di era Presiden Megawati Soekarnoputri tahun 2001 tersebut, kehadiran Kepala Negara sebagai simbol dukungan politik Negara terhadap peristiwa hari nusantara itu juga berjalan seiring?

Tampaknya tidak. Megawati, setelah menerbitkan kepres, tidak pernah hadir merayakan hari nusantara itu. Bahkan puncak perayaannya pun tidak pernah dilaksanakan. Baru di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pada 2010, puncak perayaan Hari Nusantara dilaksanakan, untuk selanjutnya dilaksanakan terus pada tahun 2011, 2012, 2013, 2014 dan 2015. Walaupun pada puncak-puncak perayaan di era Presiden SBY, presiden tidak sekalipun hadir. Tercatat, Wakil Presiden Boediono yang hadir memimpin perayaan puncak Hari Nusantara itu.

Di era Presiden Jokowi, yang memiliki Visi Indonesia Poros Maritim Dunia, pada 2014, untuk pertama kalinya seorang presiden menghadiri perayaan puncak Hari Nusantara. Peristiwa itu seakan memberikan penegasan kuat bahwa Jokowi akan menjadikan momentum kepemimpinannya untuk menggelorakan kembali semangat nusantara dalam bingkai Negara Maritim.

Sayangnya, di tahun 2015, Jokowi berhalangan hadir dalam perayaan puncak Hari Nusantara. Wapres JK mewakili presiden datang ke acara perayaan puncak tersebut.

Tampaknya, di tahun 2016, Presiden Jokowi tidak bisa hadir kembali memimpin perayaan puncak Hari Nusantara untuk kedua kalinya. Beberapa hari lalu, presiden melakukan kunjungan kenegaraan ke India dan Iran. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun