Mohon tunggu...
Esti Setyowati
Esti Setyowati Mohon Tunggu... Seniman - Bismillah

Librocubicularist.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Wisuda

15 September 2018   07:45 Diperbarui: 15 September 2018   08:36 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Namun ingatkah kamu pada malam itu?

 Terseduh udara dingin Moskow malam itu, dari puncak sebuah kedai kopi langgananku aku membaca sebuah email dengan mata basah.

'Maaf, kita tidak bisa lagi bersama sama'

Malam itu tak ada pertengkaran, malam itu aku tak menuntut penjelasan apapun. Mungkin memang ini buntut dari kekecewaan yang kau tahan selama dua tahun lamanya.

Malam itu, dingin seolah membekukan sekeping hatiku yang patah.

Malam itu, aku membuang jauh jauh pikiran untuk pulang.

Menghempaskan bayangan wajahmu yang mengakar dalam ingatan, aku membuang segalanya karena lebih dari paham bahwa untuk terus bertahan di sini aku membutuhkan hati yang kuat.

Malam itu, tak ada lagi puisi diam diam kutulis  untukmu.

Terlepas dari malam itu, tak kusangka aku menemuimu kembali. Dua tahun setelahnya.

Setelah lebih dari enam bulan aku menyelesaikan masa studi, kau mengabariku untuk datang.

Memintaku untuk sekedar melengkapi bahagiamu, atau seluruh bahagiamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun