Berbicara akhir pekan biasanya, atau lebih tepatnya kebanyakan dari kita, akan mengaitkannya dengan hari libur, yaitu Sabtu dan Minggu. Banyak kantor atau perusahaan yang menempatkan dua hari tersebut sebagai hari libur bagi karyawannya. Namun ada juga kantor atau perusahaan yang hanya menjadikan hari Minggu sebagai hari libur. Sekolah-sekolah adalah termasuk yang hanya menempatkan hari Minggu sebagai hari libur—selain hari besar dan hari libur nasional tentunya.
Berdasarkan hal itulah kita biasanya mengasosiasikan hari Sabtu dan Minggu sebagai akhir pekan. Dan dengan tulisan ini saya mengajak Anda untuk meninjau kembali pengasosiasian tersebut. Khususnya untuk hari Minggu.
Sebagaimana kita ketahui bersama, satu (1) pekan terdiri dari tujuh (7) hari. Jika kita menghitung dari 1 sampai 7, maka angka 1 akan menjadi angka pertama dan 7 adalah angka terakhir. Dan ketika ditanya, hari apa setelah hari Minggu, bisa dipastikan kita akan menjawab bahwa hari setelah hari Minggu adalah hari Senin. Kata “senin” diambil dari bahasa Arab, itsna’in, yang berarti dua. Karena Senin berarti dua, dan sebelum dua adalah satu, maka hari sebelum Senin, yakni Minggu, adalah satu, atau dengan kata lain berarti juga hari pertama. Dan, pertama itu adalah awal, bukan akhir.
Tapi, kita kan tidak meggunakan sistem Arab, melainkan sistem barat sehingga kita menggunakan kata “Minggu”, yang diambil dari bahasa Portugal domingo (hari untuk Tuhan), dan bukannya Ahad? Saat kita baru belajar bahasa Inggris, dan ketika menghapal nama-nama hari, kita akan memulai dari Sunday, Monday, dan seterusnya, sampai akhirnya adalah Saturday. Sunday—yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai Minggu/Ahad—selalu ditempatkan pada urutan pertama. Dengan demikian adalah juga awal dan bukan akhir.
Jadi, pantaskah jika hari Minggu itu disebut akhir pekan?