Teori Kontak
Menurut teori ini, bahasa muncul karena adanya keinginan manusia untuk mengadakan kontak yang tak terbatas. Kontak itu dibedakan atas tiga jenis, yakni kontak spasial (kontak karena kerapatan fisik), kontak emosional, dan kontak intelektual.
Teori Hockett-Ascher
Teori ini dikembangkan oleh Charles F. Hockett dan Robert Ascher. Pada prinsipnya, para ahli menerima bahwa makhluk yang disebut proto hominoid sudah memiliki semacam “bahasa” sebagai alat komunikasi.
Sistem komunikasi tersebut disebut sebagai call atau panggilan. Proto hominoid tidak memiliki kemampuan berbicara, sehingga mereka menggunakan sistem komunikasi atau call yang sederhana.
Teori Isyarat
Teori ini dikemukakan oleh Wilhelm Wundt. Teori ini didasarkan pada hukum psikologi yang menganggap bahwa setiap perasaan manusia memiliki bentuk ekspresi yang khusus. Ekspresi tersebut digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa isyarat berasal dari emosi dan gerakan-gerakan ekspresif yang disertai emosi.
Teori Isyarat Oral
Teori ini dikemukakan oleh Sir Richard Paget. Teori ini mengemukakan bahwa manusia memerlukan alat-alat lain yang lebih cermat untuk mengemukakan isyarat.
Ketika tangan digunakan untuk hal lain maka isyarat dapat dilakukan dengan lidah, bibir, rahang ataupun udara yang dihembuskan melalui mulut (oral) atau lubang hidung akan mengeluarkan pula isyarat-isyarat yang dapat didengar (ujaran berbisik). Teori ini menunjukkan bahwa ketika menggunakan isyarat tangan tanpa sadar gerakan lidah, bibir, dan rahang juga bergerak mengikuti.
Demikian beberapa teori yang berusaha menjelaskan awal mula kemunculan bahasa, bila dicermati teori yang muncul sangatlah beragam dan mampu diterima oleh logika manusia.
Masih banyak teori lain yang juga berusaha menjelaskan awal mula kemunculan bahasa. Sebagai makhluk yang paling sempurna, manusia perlu bersyukur karena keberadaan bahasa dapat membantu segala proses komunikasi mereka dengan individu lain.