Mohon tunggu...
Siti Masriyah Ambara
Siti Masriyah Ambara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemimpi dengan banyak keterbatasan

Perempuan pekerja lepas yang mencintai Indonesia dengan segala dinamikanya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

5 Bahasa Cinta Perekat Keluarga

12 Juli 2016   16:45 Diperbarui: 12 Juli 2016   16:55 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bahasa cinta ini tidak perlu modal duit sebenarnya, menghabiskan ratusan ribu untuk makan di restoran. Kenapa tidak bersama-sama memasak makan malam dirumah? Bapak memotong sayuran, ibu mengolah masakan dan anak membersihkan perangkat makan. Mudah dan murah. Semua senang, semua kenyang. Atau jika punya halaman luas di belakang rumah, kemping bersama sepertinya menyenangkan.

Kita bisa juga belajar bahasa ini dari iklan komersil sebuah produk teh celup, dimana pasangan menghabiskan waktu hanya untuk berbincang-bincang. Pembicaraan ngalor ngidul diselingi tawa ini yang mampu membuat benih cinta tumbuh membesar. Ga susah kan melupakan gawai sejenak untuk menatap mata pasangan ketika berbincang?

Jangan pelit memberi hadiah

Tidak perlu menunggu hari istimewa, ulang tahun pernikahan misalnya. Setiap saat kita bisa melakukan bahasa cinta ini. Kalung berlian atau mobil mewah sepertinya jauh dari jangkauan? Kan tidak harus hadiah semewah itu untuk menyenangkan pasangan.

Cobalah kenali kesenangannya, telisiklah kegiatan favorit masa kecilnya. Kita pasti menemukan hal menarik yang memberi inspirasi menemukan hadiah kecil yang bisa membuat pasangan kita tersenyum bahagia. Lakukanlah kapanpun, dimanapun. Semua orang senang dengan kejutan manis. Kejutan ini yang memberi letupan kebahagiaan sehingga memantapkan hati untuk menghabiskan sisa usia bersama pasangan.

Tunjukkan dengan tindakan

Saya menghargai pendapat yang mengatakan bahwa apalah makna taburan kata cinta, jika tidak ada tindakan nyata. Sepakat untuk itu. Hal-hal sederhana bisa dilakukan untuk menerapkan bahasa cinta ini.

Pernahkah kita bertanya pada pasangan ketika melihatnya sibuk bekerja, “ada yang bisa aku bantu ga??”. Atau pernahkan ketika kita asik melakukan kesenangan pribadi dan melihat pasangan sibuk membereskan rumah mengatakan, “maaf ya, aku sampai lupa waktu. Kamu bisa istirahat deh, biar aku yang meneruskan”.

Sentuhan fisik

Ini bahasa cinta terakhir dan tidak kalah penting, bahkan buat saya paling penting. Pelukan hangat, kecupan di dahi, genggaman tangan adalah kedekatan fisik yang tidak vulgar tapi sungguh menyiratkan besarnya cinta dan harapan untuk terus bersama hingga maut memisahkan.

Untuk bahasa cinta yang ini, entah kenapa, saya merujuk pada mereka yang hidup di belahan dunia barat. Mereka lebih ekspresif mengungkapkan kedekatan fisik pada pasangan. Mereka tidak sungkan menggandeng tangan, memeluk pinggang ketika berjalan bersama. Mungkin karena budaya disini mengajarkan kita untuk lebih bersikap menahan diri jika berhubungan dengan kedekatan fisik karena risih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun