4) Pak Ogah bekerja tidak sekadar meminta. Sekalipun tidak ada yang mempekerjakan Pak Ogah tetapi harus diakui bahwa Pak Ogah bekerja untuk orang lain. Jadi, Pak Ogah tidak sekadar mengemis di pertigaan jalan.
Ia dengan kesadaran penuh, ambil resiko di jalan yaitu mengatur kendaraan yang berseliweran dari segala arah. Jika tak waspada dan berhati-hati bisa-bisa dirinya  tertabrak atau tersenggol kendaraan yang terkadang susah di atur.
Jadi, Pak Ogah tidak asal meminta seperti  peminta-minta.
Dari dua pandangan tersebut, nyatanya keberadaan Pak Ogah masih lebih condong ke positif. Artinya Pak Ogah itu memang dibutuhkan oleh para pengendara terutama yang mengalami kesulitan berbelok atau menyeberang. Â
Pak Ogah sungguh tidak menghambat perjalanan Anda. Kalau ada yang merasa terhambat, itu hanya orang-orang yang terburu-buru saja. Dan saya beritahu ya, sekalipun terburu-buru Anda harus tetap berhati-hati  di pertigaan - tempat Pak Ogah bekerja itu.
Bagi pengendara yang pemberani dan sedikit ngawur he he he, menyeberang di pertigaan itu bukan sesuatu masalah. Tinggal maju sedikit, maju sedikit, terus bablas nyeberang gitu saja. Iya, kan?
Namun, bagi pengendara yang tidak punya nyali, Â sungguh Pak Ogah itu sangat berarti. Jika tidak ada Pak Ogah yang beraksi, seorang pengendara tanpa nyali bisa menunggu hingga beberapa menit.
Dan itu juga akan menimbulkan masalah baru. Sebab jika yang tidak bernyali itu mobil, maka antrian di belakang akan mengomel dengan bunyi klakson bersautan.
Jadi, bagaimana masih ogah memberi recehan kepada Pak Ogah? Kebangetan betul jika masih menggerundel-i, Pak Ogah. La, mau apa lagi, sih!
Tarifnya bebas sebebas-bebasnya. Bahkan tidak memberi pun, tidak mungkin dikejar oleh Pak Ogah. Percaya deh, pada saya.