"Nah, ini penemuan ide baruku, Kang!"
Aku berusaha setia mendengarkan seperti dia juga setia berteman denganku. Â
"Di rumah, Sri memang lebih asyik dengan adroid. Bahkan ketika bergelayut di pundakku pun, Sri tetap berasyik-masyuk dengan anderoidnya."
Suaranya datar tetapi terdengar semakin ada yang diharapkan. Aku pun semakin senang mendengarnya. Â
"Tetapi Sri masih perhatian, Kang! Ketika saya mem-whatsapp-nya, ternyata Sri segera menjawab dengan bahasa berbunga-bunga! Wah, kayak masa muda dulu, Kang! Makanya, asal Sri beria-ria dengan group whatsapp-nya, saya berlari ke sini, ke teras rumahmu, Kang. Perlunya saya mem-whatsapp-nya juga!"
"O,..." bibirku menganyur ke depan membentuk bulatan. Kepalaku juga mengangguk, menangkap maksud.
"Dan Sri menjadi tak berkutik. Sri segera memberikan balasan yang mengasyikkan!"
"Owwww," aku hampir bertepuk tangan tetapi kuurungkan. Sebab Pailul tiba-tiba berlari, pulang! Katanya Sri sudah menunggunya dengan secangkir teh tubruk, hangat! Ah, tenan ini betulan! @salam