Mohon tunggu...
Imanuel Lopis
Imanuel Lopis Mohon Tunggu... Petani - Petani

Petani tradisional, hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Hutan, Separuh Nyawa Kami

20 Mei 2023   19:04 Diperbarui: 21 Mei 2023   09:56 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolase foto sumber mata air Oeekam di Desa Maunum Niki-niki, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT.| Gambar: dokumentasi Imanuel Lopis.

Warga sekitar biasanya mengambil air hanya dengan berjalan kaki namun yang berasal dari tempat agak jauh menggunakan sepeda motor atau mobil. Pada pagi dan sore hari biasanya sumber air ini ramai dengan warga sekitar yang mengambil air atau mencuci.

Pada musim kemarau debit air biasanya menurun namun tidak pernah mati. Sewaktu El Nino atau musim kemarau yang sangat panjang dalam beberapa tahun lalu, mata airnya tetap mengalir. Aliran airnya menghidupi warga sekitar selama kemarau terutama bagi yang tidak mampu membeli air.

Pada musim kemarau saat sumur dan sumber air lainnya kering, warga akan mengerumuni mata air Oeekam untuk mengambil air. Walau tengah malam atau dini hari pun warga akan datang berburu air karena di siang hari biasanya orang lebih banyak yang datang.

Beberapa tahun lalu pemerintah membuat instalasi air dari mata air ini ke warga sekitar di beberapa RT namun kemudian tidak berfungsi lagi.

Sekitar 500 meter dari dari mata air ini ada sumber mata air lain lagi yang masih dalam wilayah Desa Maunum Niki-niki. Terletak kurang lebih 200 meter dari jalan trans Timor. Separuh jalan akses masuknya berupa jalan desa bersirtu dan separuh jalan lagi berupa jalan setapak. Nama mata air ini adalah Oeleku.

Sumber mata air Oeleku di Desa Maunum Niki-niki, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT.| Gambar: dokumentasi Imanuel Lopis.
Sumber mata air Oeleku di Desa Maunum Niki-niki, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT.| Gambar: dokumentasi Imanuel Lopis.

Pagi ini warga sekitar seperti biasanya datang mengambil air untuk berbagai kebutuhannya. Seorang ibu paruh baya tampak sudah selesai mengisi jeriken-jeriken ukuran 5 liternya. Beranjak dari mata air dengan menaruh satu jerigen di atas kepala dan dua jerigen lain dia pegang di tangan kiri dan kanan.

Tidak lama kemudian datang tiga anak SD membawa botol dan ember untuk mengambil air. Hanya beberapa meter dari mata air ini ada sebuah sekolah SD Negeri Niki-niki IV. Para siswa sering mengambil air di sini untuk keperluan cuci tangan, menyiram bunga, dll.

Mata air Oeleku memiliki bak tampungan yang besar berwarna merah muda kusam dengan ukuran 4x4 meter dan tinggi 2 meter. Memiliki pancuran dari pipa kecil seukuran ibu jari dengan penyumbat plastik di ujungnya. Ketika membuka penyumbatnya, air tersumpit keluar dengan keras dari pipa pancuran.

Dari dalam bak besar ini ada instalasi pipa besi yang mengalirkan air ke bak reservoir yang kemudian menyalurkan air ke warga di beberapa RT.

Bak penampung air terletak rapat ke tebing yang tidak terlalu tinggi. Mata air yang keluar dari antara akar pepohonan di tebing dengan debit agak besar kemudian langsung masuk ke bak penampung air. Dari sisi tebing yang lain dan sekitar bak juga tampak bermunculan mata air-mata air kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun