Mohon tunggu...
Ahmad YudiKrisman
Ahmad YudiKrisman Mohon Tunggu... Ilmuwan - Solo Traveler

a Chemist who love Solo Traveler, Food Hunter, Landscape Photography, Book Lovers, Film Addicted

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Don't Pick a Job, Pick a Boss!

3 Juli 2019   18:30 Diperbarui: 3 Juli 2019   18:40 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bisa anda bayangkan, anda akan kesulitan pada saat mengajukan cuti atau pada saat anda mengajukan dana untuk keperluan pekerjaan dan berbagai hal lainnya yang memerlukan approval atasan anda. Kabar buruknya adalah selama anda bekerja akan ada banyak hal yang memerlukan approval atasan anda. 

Tentunya ini akan selalu menjadi masalah anda selama anda bekerja dengan atasan yang not a good boss. Karena apapun yang anda lakukan, bos anda tidak akan pernah percaya dengan yang anda lakukan. Ujung-ujungnya anda sendiri yang akan mengalami tekanan pekerjaan yang pada akhirnya hal ini  akan diakhiri dengan membuat surat pengunduran diri (lagi). 

Betapa pentingnya kita menilai orang yang akan menjadi atasan kita, karena bagaimanapun atasan langsung kita adalah faktor terbesar penentu kesuksesan karier kita di masa mendatang. Seorang atasan yang tidak mempercayai anda, tidak akan pernah memberikan kesempatan anda untuk berkembang. 

Lebih baik memiliki bos yang bagus di perusahaan yang buruk, daripada memiliki bos yang buruk di perusahaan yang bagus.  Pertanyannya, apakah benar ada bos yang bad boss seperti yang saya ceritakan di atas? Jawabannya, banyak! Saya mengikuti berbagai group WhatsApp alumni-alumni pendidikan dan himpunan profesi,dari berbagai perbincangan di group banyak yang sharing mengenai bad boss yang mereka alami. 

Awalnya penulis hanya menganggap itu hanya hal lalu saja, "tidak mungkin ada lah" begitu awalnya pemikiran penulis, sampai akhirnya takdir Tuhan di tahun 2019 ini penulis mengalami sendiri mendapatkan tawaran pekerjaan baru dengan gaji menarik namun ternyata malah memiliki bad boss. 

Padahal di tempat sebelumnya alhamdulillah penulis mendapatkan seorang bos yang benar-benar mendukung penulis untuk semakin berkembang. Walaupun nominal gaji tidak sebesar di perusahaan yang baru, namun bos penulis waktu itu benar-benar menjadi seorang leader yang mengayomi yang mau berjuang bersama-sama, bertukar pikiran bersama, dan mau mendengarkan saran dan masukan dari bawahannya. 


Begitulah, penyesalan memang selalu di akhir. Untuk itulah penulis sharing disini untuk mencegah anda melakukan kecerobohan yang sama dengan yang penulis lakukan. Jangan sampai demi kenaikan gaji yang fantastis anda sampai mengorbankan diri meninggalkan  tempat kerja lama anda. 

Padahal bos di tempat lama anda adalah seorang good bos. Jangan sampai kejadian seperti itu. Apalagi jika anda sudah berkeluarga, anda harus benar-benar lebih matang lagi dalam memutuskan keputusan pindah pekerjaan. 

Namun jika anda sekarang sedang memiliki atasan yang masuk kriteria bad boss, sebaiknya anda segera mencari peluang mendapatkan pekerjaan lain. Dari paparan panjang di atas  dan berdasarkan pengalaman yang pernah penulis alami, sebenarnya kita bisa menilai apakah seorang atasan bisa dikategorikan sebagai seorang bad boss jika kita mengalami hal-hal dibawah ini:

  1. Kurangnya apresiasi dan dukungan.
  2. Kurangnya kesempatan untuk berkembang dan belajar.
  3. Kurangnya integritas dari atasan.
  4. Tidak adanya kepercayaan dan rasa hormat.
  5. Kurangnya pengakuan dan kompensasi finansial yang tepat.
  6. Kontrol yang terlalu berlebihan, atau biasa dikenal dengan manajemen mikro.

Jika anda sedang mengalami 6 hal di atas, maka anda sekarang sedang memiliki atasan yang masuk kriteria bad boss, sebaiknya anda segera mencari peluang mendapatkan pekerjaan lain.

Karyawan akan sangat loyal jika mereka diapresiasi, dipercayai dan diberikan wewenang yang sesuai dengan pekerjaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun