Mohon tunggu...
Iman Agung Silalahi
Iman Agung Silalahi Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar hidup sehat holistik

Selalu merasakan sebuah kebahagiaan tersendiri saat mitra kerja atau sahabat berhasil menemukan inspirasi dan keyakinan diri untuk mencapai apa yang diimpikannya. Tertarik menjadi pembelajar hidup sehat holistik sejak Februari 2021 setelah resmi menyandang status penderita diabetes tipe 2.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Manfaat Hiking bagi Penderita Diabetes

26 Juni 2022   08:47 Diperbarui: 28 Juni 2022   18:11 1629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lembah Lengkehan, Gunung Arjuno-Welirang (Foto pribadi)

Pola makan saya selama ini adalah memakan makanan yang rendah karbohidrat dan rendah juga indeks glikemiknya. Saya lebih banyak mengonsumsi biji-bijian, kacang-kacangan, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Selain itu saya melakukan puasa makan tapi tetap minum air putih pada setiap hari Senin dan hari Kamis.

Untuk keperluan hiking selama tiga hari itu, saya menyiapkan minuman air mineral sebanyak 6-liter. Saya juga menyiapkan makanan yang terdiri dari ubi, wortel, timun, buncis, kacang tanah yang sudah digiling, tempe yang sudah digoreng kering, cabe rawit (untuk menambah selera makan) dan gula merah (untuk jaga-jaga kalau saya mulai merasa pusing karena kadar gula darah turun drastis secara tiba-tiba). Selain itu, saya juga menikmati telur dan ikan yang dibawa oleh dua orang teman saya.

Dengan daftar makanan seperti itu, ternyata selama tiga hari hiking tersebut, saya tidak pernah mengalami ciri-ciri kadar gula darah rendah. Dilansir dari kesehatan.kontan.co, ciri-ciri di mana seseorang mengalami kadar gula darah rendah adalah: bingung, pusing, gemetar, kelaparan, sakit kepala, mudah marah, jantung berdebar, kulit pucat, lemah dan lesu, dan gelisah.

Tapi saya sempat juga memakan beberapa sendok nasi dan beberapa biskuit yang disediakan seorang kawan saya di hari terakhir hiking jelang turun ke basecamp. Padahal dua jenis makanan tersebut selalu saya jauhkan dari pola makan yang saya jalani selama ini.

Saya terkejut ketika kadar gula darah puasa saya pada hari Minggu pagi tanggal 19 Juni 2022 adalah 82 mg/dL. Ini adalah kadar gula darah puasa yang tidak pernah saya alami sebagai seorang penderita diabetes. Saya bertanya kepada diri sendiri, apa yang telah terjadi di dalam tubuh saya?

Saya pikir bahwa kadar gula puasa yang 82 mg/dL itu telah terjadi pada diri saya karena selama tiga hari berturut-turut saya melakukan aktivitas fisik yang sudah pasti jauh lebih berat dari biasanya. 

Pada hari pertama, dari batas hutan menuju tempat camping di Lembah Lengkehan, saya berjalan kaki selama kurang lebih 5 jam. Pada hari kedua, dari Lembah Lengkehan menuju puncak Ogal-Agil Arjuno dan kembali lagi ke Lembah Lengkehan, saya berjalan kaki selama kurang lebih 7 jam. Pada hari ketiga, dari Lembah Lengkehan kembali ke batas hutan, saya berjalan kaki selama kurang lebih 4,5 jam.

Saya menyesal tidak membawa alat pengukur kadar gula darah. Kalau saja saya membawa alat pengukur kadar gula darah maka saya bisa mendapatkan data yang akurat tentang bagaimana kadar gula darah saya selama mengikuti kegiatan hiking tersebut.

Saya pikir bahwa mungkin saja kadar gula darah saya turun sampai di bawah 80 mg/dL pada saat kegiatan hiking tersebut. Tapi ternyata saya tidak merasakan satu pun dari ciri-ciri yang biasa terjadi ketika kadar gula darah turun drastis. Karena itu, saya pikir juga bahwa kadar gula darah saya selama tiga hari mengikuti kegiatan hiking itu tidak pernah jatuh sampai di bawah 70 mg/dL, kadar gula darah yang menjadi batas bawah kadar gula darah orang normal.

Rasa penasaran mendorong saya untuk mencari tahu lebih lanjut kenapa kadar gula darah puasa saya sampai turun ke level gula darah orang normal selama tiga hari hiking. Ada apa dengan hiking? Bagaimana hiking menurunkan kadar gula darah penderita diabetes?

Dilansir dari webmd.com, disebutkan bahwa ketika kamu melakukan aktivitas fisik yang moderat (tidak terlalu ringan dan tidak juga terlalu berat), itu membuat jantungmu berdetak lebih cepat dan bernapas lebih dalam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun