"Orang ini makan lagi, ya karbohidrat, ya yang manis-manis lagi. Aduh, makan terus, ngemil terus, gak berhenti. Kadar gulanya naik lagi. Tolong dong produksikan insulin lebih banyak lagi."
"Oke, siap laksanakan!" Pankreas merespon dan segera memproduksi insulin lebih banyak lagi.
Lalu insulin yang dihasilkan pun segera menjalankan tugasnya membawa gula yang ada di dalam darah itu sampai masuk ke dalam setiap sel yang ada di seluruh tubuh.
"Ini aku bawa lagi gula untukmu. Silakan pakai sebagai sumber energimu."
Tapi bagaimana kalau sel-sel tubuh tidak sedang membutuhkan banyak energi pada saat itu?
"Terima dan simpan saja dulu," kata insulin. "Yang penting kadar gula darah terkendali normal, agar tidak terjadi kerusakan yang lebih berbahaya pada tubuh ini."
Glukosa yang dibawa oleh insulin itu akan disimpan sebagai cadangan energi dalam bentuk glikogen di sel-sel hati dan otot, dan dalam bentuk lemak di sel lemak.
Selagi pankreas masih dapat memproduksi insulin, dan juga selagi reseptor insulin pada permukaan sel masih dapat berfungsi normal, maka kenaikan kadar gula darah dapat dikendalikan, tapi yang terjadi kemudian adalah berat badan yang terus bertambah dan tubuh yang semakin gemuk.
Tapi, sampai seberapa lama hal seperti itu dapat berlangsung? Seberapa kuat pankreas dapat bertahan kalau terus dipacu untuk memproduksikan hormon insulin? Seberapa lama juga reseptor insulin pada sel-sel masih dapat berfungsi normal untuk menerima insulin yang membawa glukosa untuk disimpan di dalam sel sebagai cadangan energi?
Seperti sebuah mesin yang dapat rusak karena termakan usia, apalagi karena kurang perawatan, demikian juga yang dapat terjadi dengan pankreas dan reseptor insulin pada permukaan sel.
Ketika sel-sel alfa dari Pulau Langerhans pada pankreas mengalami kerusakan, maka produksi insulin akan terganggu. Insulin di dalam darah akan berkurang jumlahnya untuk membawa glukosa masuk ke dalam sel-sel tubuh. Akibatnya, kadar gula darah akan tetap tinggi.