Mohon tunggu...
Iman Agung Silalahi
Iman Agung Silalahi Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar hidup sehat holistik

Selalu merasakan sebuah kebahagiaan tersendiri saat mitra kerja atau sahabat berhasil menemukan inspirasi dan keyakinan diri untuk mencapai apa yang diimpikannya. Tertarik menjadi pembelajar hidup sehat holistik sejak Februari 2021 setelah resmi menyandang status penderita diabetes tipe 2.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Perang Melawan Covid-19, Ya Gunakan Strategi Perang!

10 Agustus 2021   06:23 Diperbarui: 10 Agustus 2021   06:31 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: kredithondamobiljakarta.com

Perang melawan Covid-19 masih terus berkecamuk. Bala tentara virus corona-19 masih terus mengamuk. Siapapun saja, bisa diseruduk. Siapa yang tak kuat, jatuh ambruk.

Virus Covid-19 menyerbu Indonesia pada bulan Maret 2020 yang lalu. Korban meninggal dunia sudah tembus 100 ribu orang dalam waktu 1,5 tahun. Seberapa mengerikan angka 100 ribu korban meninggal itu bagimu?

Coba bandingkan dengan jumlah korban tewas selama 5 tahun perang Diponegoro (1825-1830) yang mencapai sekitar 200 ribu orang. Bagi Belanda, perang Diponegoro adalah salah satu perang terbesar yang sangat mengerikan.

Bagimu, mungkin jumlah korban Covid-19 yang sudah tembus 100 ribu orang bukanlah suatu angka yang mengerikan. Tapi, bagaimana perasaanmu kalau seandainya setiap hari satu pesawat terbang jatuh di Indonesia dan menewaskan semua -- anggap saja 200 orang -- penumpangnya?  Kalau itu yang terjadi, maka jumlah korban tewas karena pesawat jatuh selama 1,5 tahun adalah relatif sama dengan jumlah korban meninggal karena Covid-19. Kalau sudah begitu, seberapa berani kamu akan naik pesawat?

Pandemi Covid-19 tidak boleh dianggap enteng. Sedikitpun tidak boleh kita meleng, apalagi virus corona tak henti-hentinya menyerang. Tapi kita bisa lawan dengan menggunakan strategi perang.

Strategi perang? Ya, kita harus gunakan strategi perang kalau mau menang melawan Covid-19. Tapi strategi perang yang bagaimana?

Kalau kamu mau tahu strateginya, yuk ikuti terus tulisan saya ini. Pelan-pelan saja bacanya, tapi sampai ke titik paling akhir. Oke?

= = =

Tadinya saya bertanya kepada diri sendiri, kenapa Presiden Joko Widodo menempatkan seorang jendral bintang tiga aktif sebagai Kepala Satgas Penanggulangan Covid-19? Petama, Letjen TNI Doni Monardo. Kemudian, Letjen TNI Ganip Warsito menggantikan Letjen TNI Doni Monardo yang memasuki masa pensiun per 1 Juni 2021. Apakah kita sedang berperang?

Tentu ada sebab dan latar belakangnya sehingga Presiden Joko Widodo dengan sigap membentuk lembaga Satgas Penanggulangan Covid-19 dan menunjuk Kepala BPNB yang seorang perwira TNI aktif sebagai kepala dari lembaga baru tersebut. Tapi tulisan saya ini bukan untuk menganalisa keputusan presiden kita itu. Saya gak punya kompetensi untuk menganalisa keputusan presiden. Heheeheee....

Kita memang sedang berperang melawan musuh yang tidak kelihatan. Musuh kita itu kuat, tapi bukan tidak mungkin untuk dikalahkan. Kita perlu pertimbangkan strategi perang untuk mendapatkan kemenangan.

Kebetulan saya senang membaca kata-kata bijak dari seorang jendral perang dari Tiongkok yang bernama Sun Tzu (544 SM-496 SM). Selain sebagai seorang jendral yang jenius dan berpikiran cemerlang, Sun Tzu dikenal juga sebagai seorang filsuf melalui bukunya The Art of War.

Buku The Art of War berisikan strategi militer yang tidak saja telah berkontribusi terhadap peningkatan kekuatan militer Tiongkok, tapi juga telah mempengaruhi dunia militer Barat dan Timur. Bahkan, bukan itu saja, kata-kata bijak yang terdapat dalam buku tersebut dapat menjadi inspirasi dalam menghadapi setiap masalah di berbagai aspek kehidupan.

Misalnya, di dunia sales and marketing, yang sangat kental dengan nuansa persaingan di antara para pelaku pasar yang saling berkompetisi, sering terlihat bahwa para pemenang pasar adalah mereka yang juga mempraktekkan kata-kata bijak tentang strategi perang dari Sun Tzu.

Ada banyak kata-kata bijak dari Sun Tzu yang dapat menjadi inspirasi strategi untuk dapat menang dalam perang melawan Covid-19. Salah satunya adalah:

"Jika kamu mengenal musuh dan mengenal dirimu sendiri, kamu tidak perlu takut akan hasil dari ratusan pertempuran."

Karena itu, sehubungan dengan perang panjang melawan Covid-19, ada dua pertanyaan yang perlu kita jawab:

  1. Seberapa jauh kita telah mengenal virus Covid-19?
  2. Seberapa jauh kita mengenal kekuatan sistem imun di dalam diri kita sendiri?

= = =

Virus Covid-19. Ini adalah virus corona atau Severe Acure Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV 2) yang menyerang sistem pernapasan. Virus ini dapat menyerang siapa saja, bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil maupun ibu menyusui. 

Efek dari infeksi karena Covid-19 akan semakin berbahaya dan bahkan fatal, jika terjadi pada lanjut usia, ibu hamil, orang yang memiliki penyakit tertentu (komorbid), perokok, atau orang yang daya tahan tubuhnya lemah, sebagaimana dilansir dari biofarma.co.id.

Virus Covid-19 membutuhkan sel inang dari tubuh manusia untuk berlindung dan kelangsungan hidupnya. Seperti virus-virus lainnya, virus Covid-19 harus menempel ke tubuh inangnya agar dapat mereplikasi atau memperbanyak dirinya. 

Tanpa menempel dan masuk ke dalam sel inang dari suatu mikroorganisme, semua virus akan mati. Tapi berapa lama virus Covid-19 akan bertahan hidup di luar sel tubuh manusia?

Sejumlah studi menunjukkan bahwa kemampuan tentang berapa lama virus Covid-19 dapat bertahan hidup di luar tubuh manusia tergantung pada jenis-jenis benda tertentu di mana dia sedang menempel.

Dilansir dari health.line.com, sebuah penelitan yang dimuat pada Virology Journal oleh CSIRO (Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization), sebuah lembaga penelitian terbesar di Australia, menunjukkan bahwa suhu yang lebih dingin, cahaya yang terbatas, dan permukaan benda yang nyaman dapat menjadi sebuah tempat yang cocok bagi virus Covid-19.

Virus Covid-19 dapat bertahan sampai 28 hari pada permukaan benda-benda yang terbuat dari plastik, kaca, baja, vinyl, dan bahkan kertas. Tapi tentu saja jumlah virus corona pada permukaan benda-benda tersebut sudah jauh berkurang jika dibandingkan pada saat baru terpapar droplet atau tetesan air liur saat seseorang batuk atau bersin.

Dengan demikian, risiko terkena infeksi karena menyentuh benda-benda tersebut di atas yang masih ada virus yang hidup di atas permukaannya akan mengecil dalam beberapa hari, bahkan dalam beberapa jam saja. Ini karena virus akan cepat mati di luar sel hidup.

Sebuah penelitian lain yang diterbitkan pada jurnal Clinical Infectious Disease menemukan bahwa virus Covid-19 dapat bertahan pada permukaan kulit manusia sampai 9 jam.

Sebagai perbandingan, virus flu dapat bertahan pada permukaan benda-benda yang disebut di atas sampai 17 jam dan pada kulit sampai 2 jam. Karena itu, bisa dibayangkan betapa bandelnya atau kuatnya virus Covid-19 tersebut.

Namun demikian, virus corona bukannya tanpa kelemahan. Dilansir dari kesehatan.kontan.co.id, dua kelemahan utama di antara beberapa kelemahan dari virus corona adalah:

1. Mudah hilang dengan pelarut lemak. Virus corona pada intinya tersusun atas tiga bagian:

  • DNA atau RNA yang menyusun virus.
  • Protein yang merupakan bahan baku virus untuk memperbanyak diri.
  • Lapisan lemak sebagai pelindung luarnya.

Ketiga bagian tersebut sebenarnya tidak terikat dengan kuat satu sama lain. Sehingga, saat lapisan lemak tersebut hancur karena sabun, maka virus tersebut akan hancur dan mati.

2. Bisa dikalahkan oleh antibodi. Sebuah penelitian yang khusus melihat secara teratur kadar antibodi dari seorang pasien Covid-19 yang tidak memiliki penyakit penyerta (komorbid) seperti hipertensi atau diabetes. Pada hari ke-7 sampai hari ke-9 sejak gejala Covid-19 pertama kali muncul, sejumlah antibodi mulai terbentuk dalam tubuh sebagai tanda bahwa tubuh tengah mengeluarkan berbagai senjatanya untuk melawan virus corona. Beberapa hari setelah antibodi terbentuk, tubuh pasien tersebut mulai membaik.

Sistem imun tubuh. Ini adalah sistem daya tahan tubuh terhadap serangan zat asing yang disebut sebagai immunogen atau antigen. Virus, bakteri, jamur atau debu adalah contoh-contoh zat asing atau antigen yang berasal dari luar tubuh. Sementara sel-sel yang berubah bentuk dan fungsinya adalah zat asing atau antigen dari dalam tubuh.

Ketika virus Covid-19 menyerang dan berusaha menginfeksi sel inang agar dapat bertahan hidup dan memperbanyak diri, maka sistem imun tubuh kita memiliki tiga jurus untuk mengeliminasi virus tersebut.

Jurus pertama. Tubuh akan menyiapkan pasukan antibodi secepat mungkin dan sebanyak yang dibutuhkan untuk menangkap virus tersebut agar virus tersebut tidak dapat menginfeksi sel inang. Kemudian virus yang sudah ditangkap dan melekat pada antibodi tersebut akan dimakan dan dihabisi oleh sel-sel yang disebut sel makrofag untuk mencegah terjadinya infeksi pada sel inang.

Ketika jurus pertama gagal, dan pasukan virus Covid-19 berhasil menginfeksi sel inang, maka sistem imun tubuh mengeluarkan jurus kedua dan jurus ketiga secara sekaligus yang berakhir dengan proses sitotoksik atau penghancuran sel yang sudah terinfeksi itu sendiri.

Jurus kedua. Tubuh mengerahkan pasukan sel pembunuh alami atau sel NK (Natural Killer) dan sel T atau limfosit T (sejenis sel darah putih) untuk menghancurkan sel inang yang sudah terinfeksi virus Covid-19.

Jurus ketiga.  Sel inang yang terinfeksi menghasilkan interferon. Interferon adalah sebuah molekul protein yang dapat menghambat replikasi virus di dalam sel inang. Selain itu, interferon mengirimkan sinyal yang mengundang sel T datang dan akhirnya menghancurkan sel inang yang terinfeksi tersebut.

Tubuh kita memiliki sistem imun yang ciamik dalam menangkal serangan. Itu adalah rancangan ajaib yang ada di dalam tubuh kita dari Sang Pencipta, TUHAN yang Maha Esa.

= = =

Sekarang, dengan mengenal Covid-19 sebagai musuh kita dan juga sistem imun tubuh kita, apa strategi perang yang patut dipertimbangkan untuk mengatasi serangan virus Covid-19?

Sun Tzu juga bilang:

"Pemenang adalah mereka yang mempersiapkan diri, menunggu untuk mengambil kemenangan dari musuh yang tidak siap."

Artinya, kita bisa menang melawan Covid-19 kalau kita sudah mempersiapkan diri kita. Sangat sederhana strategi perang untuk melawan Covid-19. Intinya, persiapkan diri saja! Tapi bagaimana?

Begini strateginya:

1.  Cegah virus Covid-19 masuk ke dalam tubuh kita. Ini dilakukan dengan cara melaksanakan Prokes 5M secara ketat:

  • Memakai masker.
  • Mencuci tangan.
  • Menjaga jarak.
  • Menghindari kerumunan.
  • Mengurangi mobilitas.

2. Hancurkan virus Covid-19 yang sudah masuk ke dalam tubuh kita. Ini dilakukan dengan meningkatkan kekuatan sistem imun di dalam tubuh:

Sekarang, bagaimana kesiapan dirimu menghadapi serangan virus Covid-19? Ayo jalankan Prokes 5M secara ketat. Ayo ikuti secara lengkap program vaksinasi. Ayo jalankan gaya hidup sehat. Hari ini dan jangan menunda lagi. Kita bisa menang perang melawan Covid-19.

Baiklah, kalau kamu berpikir bahwa tulisan ini akan bermanfaat bagi sahabat dan kerabatmu, silakan bagikan kepada mereka juga.

Selamat menjalankan gaya hidup sehat dan tetap semangat!

Bekasi, 10 Agustus 2021

Si-Iman

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun