Mohon tunggu...
Iman Agung Silalahi
Iman Agung Silalahi Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar hidup sehat holistik

Selalu merasakan sebuah kebahagiaan tersendiri saat mitra kerja atau sahabat berhasil menemukan inspirasi dan keyakinan diri untuk mencapai apa yang diimpikannya. Tertarik menjadi pembelajar hidup sehat holistik sejak Februari 2021 setelah resmi menyandang status penderita diabetes tipe 2.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kelola Gejala Diabetes dengan "Intermittent Fasting"

31 Maret 2021   11:49 Diperbarui: 31 Maret 2021   15:41 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

1. Dengan metode 'intermittent fasting', maka tidak ada glukosa yang diserap dari saluran pencernaan ke dalam aliran darah pada saat periode puasa. Maklum aja, namanya juga lagi berpuasa, gak ada karbohidrat yang dimakan, gak ada glukosa yang diuraikan dari karbohidrat. Akibatnya, kadar glukosa darah akan mengalami penurunan pada saat periode puasa. Ini adalah alasan utama. Sangat simpel dan sederhana, bukan?

2. Dengan metode 'intermittent fasting', maka glukosa yang masih ada di dalam darah, sekalipun pada saat periode puasa, akan tetap ditransport ke dalam sel hati dan sel otot sebagaimana mestinya dengan bantuan insulin yang dihasilkan dari sel beta pankreas. "Aku 'kan tetap butuh energi untuk menjalankan fungsi dan peranku walau sang pemilik tubuh ini sedang berpuasa?" Mungkin begitu kira-kira sel hati dan sel otot akan menjawab kalau mereka ditanya mengapa masih minta bantuan insulin untuk transport glukosa. Kondisi ini tentu menambah penjelasan kenapa kadar glukosa darah semakin menurun pada saat periode puasa. Iya, 'kan? 

3. Pada orang yang masih sehat, transport glukosa ke dalam sel hati dan sel otot akan berlangsung relatif cepat karena insulin masih dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Kadar glukosa darah akan berada di bawah 100 mg/dL. Ini pasti sangat jelas. Gak perlu ada yang diragukan pada orang yang masih benar-benar sehat. Iya 'kan?

4. Pada penerita diabetes dan juga pada orang yang kelihatannya sehat tapi sudah berada pada status pra-diabetes transport glukosa ke dalam sel akan berlangsung relatif lebih lambat karena sudah terjadi resistensi insulin dan/atau defisiensi insulin. Resistensi insulin dan defisiensi insulin menjadi dua faktor penyulit dalam pengendalian kadar glukosa darah. Resistensi insulin terjadi karena sel hati dan sel otot gagal merespon insulin sementara sel beta pankreas masih terus memproduksi insulin sesuai kebutuhan mengikuti banyaknya glukosa dalam darah. Defisiensi insulin terjadi karena sel beta pankreas sudah tidak berfungsi dengan baik lagi.

5. Oleh karena itu, ketika metode 'intermittent fasting' menjadi pilihan untuk mengendalikan kadar glukosa darah, maka itu tidak cukup dilakukan hanya satu kali oleh penderita diabetes dan oleh mereka yang sudah berstatus pra-diabetes. Kenapa? Itu karena kadar glukosa darah akan naik lagi setelah makan. 'Intermittent fasting' perlu dilakukan secara teratur, berkesinambungan , disiplin dan terlebih lagi dilakukan dengan. hati yang gembira.

Yuk, kita kelola gejala diabetes.... Yuk kita kendalikan kadar glukosa darah.... Yuk kita hidup sehat dan tetap semangat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun