Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan

22 Maret 2022   18:22 Diperbarui: 22 Maret 2022   18:27 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hujan, basuhlah telaga jiwa
Mengalir jauh di laut duka
Gelombang memetik landai ombak
Dingin di pantai kutubnya

Seperti biasa saat aku berdiri tegak di tepian
Uraikan jala dipintal asa
Gema lirih berlutut sujud
Kabut cakrawala pastilah sirna

Lentera yang biasa terpasang di sebelah kemudi mungil
Tak pernah kikir dan ganjil
Tepat fungsi meski terbilang musykil
Burung ababil pun tak jengah meski derap barakuda mengurung sungai Nil

Hujan, basuhlah telaga jiwa
Mengalir jauh di laut duka
Dingin airmu merambat rasa
Karena rasa menuntun gelapnya logika
Imam Muhayat, 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun