Hujan, basuhlah telaga jiwa
Mengalir jauh di laut duka
Gelombang memetik landai ombak
Dingin di pantai kutubnya
Seperti biasa saat aku berdiri tegak di tepian
Uraikan jala dipintal asa
Gema lirih berlutut sujud
Kabut cakrawala pastilah sirna
Lentera yang biasa terpasang di sebelah kemudi mungil
Tak pernah kikir dan ganjil
Tepat fungsi meski terbilang musykil
Burung ababil pun tak jengah meski derap barakuda mengurung sungai Nil
Hujan, basuhlah telaga jiwa
Mengalir jauh di laut duka
Dingin airmu merambat rasa
Karena rasa menuntun gelapnya logika
Imam Muhayat, 2022
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!