Mohon tunggu...
Abdullah al-jakarty
Abdullah al-jakarty Mohon Tunggu... karyawan swasta -

santri biasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Haruskah Istri yang Selingkuh Dipertahankan?

8 Oktober 2012   22:03 Diperbarui: 4 April 2017   18:26 5178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله: "Firman-Nya: {Dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kalian untuk (menjalankan) agama (hukum)Allah}" . Allah dalam ayat ini melarang dari apa yang diperintahkan setan dalam perkara hukuman secara umum, dan dalam perkara zina secara khusus. Karena sesungguhnya masalah ini dibangun di atas cinta,syahwat dan belas kasihan yang telah dihiasi setan dengan menjadikan hati jadi sayang dan kasihan terhadap pelaku kemaksiatan. Sampai-sampai kebanyakan orang menjadi dayus dan hilang kecemburuannya disebabkan kerusakan ini.

Jika melihat orang yang dicintai atau mempergaulinya dengan mungkar adalah orang-orang yang memiliki hubungan dengannya atau berpandangan boleh mencintai atau cenderung atau rindu kepadanya dan kalau ia adalah anaknya, ia akan mengasihinya dan ia menyangka bahwa ini termasuk sikap rahmat kepada makhluk dan bersikap lemah lembut kepada mereka serta termasuk akhlak yang mulia.

Padahal itu sebenarnya adalah sikap dayus, hina, tidak adanya agama, lemahnya iman, menolong melakukan dosa dan permusuhan serta meninggalkan saling melarang dari perkara keji dan mungkar. Dan masuknya jiwa dengan itu dalam kepemimpinan yang mana itu adalah sikap dayus yang amat besar. " (Majmu' Al-Fatawa: 15/187-288)

ولتعلم يا عبد الله أنه ليس كل عفو عن الناس يكون خيرا ، فقد كان النبي صلى الله عليه وسلم أعظم الناس حلما وعفوا ، لكن كان ذلك ينتهي عند حدود الله ، فلا عفو فيها ، ولا عدوان عليها

عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ : ( مَا ضَرَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئًا قَطُّ بِيَدِهِ ، وَلَا امْرَأَةً وَلَا خَادِمًا إِلَّا أَنْ يُجَاهِدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ، وَمَا نِيلَ مِنْهُ شَيْءٌ قَطُّ فَيَنْتَقِمَ مِنْ صَاحِبِهِ ، إِلَّا أَنْ يُنْتَهَكَ شَيْءٌ مِنْ مَحَارِمِ اللَّهِ فَيَنْتَقِمَ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ ) .

رواه البخاري (6853) ومسلم (2328) .

Perlu engkau ketahui wahai hamba Allah, bahwasanya tidak semua pemberian maaf untuk orang adalah baik. Sungguh, Nabi صلى الله عليه وسلم adalah orang yang paling bijak dan paling pemaaf. Namun, itu semua hilang tatkala melaksanakan hukum-hukum Allah. maka, tidak boleh ada maaf dalam masalah ini dan tidak pula permusuhan.

Dari Aisyah رضي الله عنها  bahwasanya ia berkata, "Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tidak pernah sama sekali melayangkan pukulan dengan tangan beliau, baik itu kepada istri beliau atau kepada pembantunya kecuali dalam jihad fi sabilillah. Dan tidaklah beliau disakiti lalu membalas pelakunya sama sekali kecuali jika dilanggar sedikit saja larangan Allah, maka beliau pun akan membalas pelakunya karena Allah عز وجل. "(HR. Bukhari no. 6853 dan Muslim no.2328)

قال الشيخ ابن عثيمين رحمه الله :

" العفو المندوب إليه ما كان فيه إصلاح ؛ لقوله تعالى : {فمن عفا وأصلح فأجره على الله} [الشورى: 40] ؛ فإذا كان في العفو إصلاح ، مثل أن يكون القاتل معروفاً بالصلاح ؛ ولكن بدرت منه هذه البادرة النادرة ؛ ونعلم ، أو يغلب على ظننا ، أنا إذا عفونا عنه استقام ، وصلحت حاله ، فالعفو أفضل ، لا سيما إن كان له ذرية ضعفاء ، ونحو ذلك ؛ وإذا علمنا أن القاتل معروف بالشر والفساد ، وإن عفونا عنه لا يزيده إلا فساداً وإفساداً : فترك العفو عنه أولى ؛ بل قد يجب ترك العفو عنه " . انتهى . " تفسير القرآن " (4/247) .

Berkata Syaikh Ibn Utsaimin رحمه الله:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun