1. Rencanakan dengan Nyata
Tulis secara konkret: kapan mulai, berapa lama perjalanan, apa saja yang perlu disiapkan. Jangan hanya mengandalkan ingatan. Misalnya, jika ada janji pukul 16.00, hitung mundur: 20 menit perjalanan, 10 menit persiapan, berarti minimal harus bersiap pukul 15.30.
2. Gunakan Timer yang Spesifik
Pasang alarm dengan label. Bukan hanya "Alarm 1", tetapi "BERANGKAT RAPAT SEKARANG." Jangan beri jeda terlalu panjang, karena jeda yang terlalu lama justru memberi ruang untuk terdistraksi.
Menurut penelitian dari European Child & Adolescent Psychiatry (2020), strategi eksternal seperti alarm, catatan visual, dan pengingat bertingkat terbukti efektif membantu penyandang ADHD mengurangi risiko keterlambatan.
3. Relaksasi dan Percaya pada Sistem
Terlambat sering menimbulkan rasa malu dan rasa bersalah yang menumpuk. Dengan menggunakan sistem pengingat eksternal, kita bisa mengurangi kecemasan, tidak perlu terus-menerus "mengecek waktu" di kepala. Biarkan alarm bekerja, lalu tenanglah.
Otak ADHD tidak rusak. Ia hanya bekerja dengan cara yang berbeda. Dalam hidup saya, trial and error adalah kawan sehari-hari. Ada strategi yang berhasil minggu ini, tetapi gagal minggu depan. Itu wajar.
Yang penting, kita terus berusaha, bukan untuk menjadi "sempurna tepat waktu," melainkan untuk menghormati diri sendiri dan orang lain dengan cara yang realistis.
Sebagai penyandang disleksia dan ADHD, saya belajar bahwa perjalanan ini bukan soal mengalahkan otak saya, tetapi belajar hidup bersamanya.
"Mengelola waktu dengan ADHD bukan tentang berlari mengejar jam, melainkan tentang menciptakan ritme yang sesuai dengan detak jantung kita sendiri." Imam Setiawan