Mohon tunggu...
Imam Ahmad Alaji
Imam Ahmad Alaji Mohon Tunggu... Mahasiswa - Just ordinary Young Environmentalis with a ton of dream.

Beguyur

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Merkuri: Surga Semu Masyarakat Penambang Emas Tradisional di Indonesia

7 Juli 2022   16:13 Diperbarui: 7 Juli 2022   16:14 1008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Emas merupakan salah satu komoditi paling berharga di dunia, logam mulia seperti emas ini diistimewakan karena sifatnya yang langka, sulit pudar dan tahan korosi. dari zaman dahulu emas digunakan sebagai mata uang, perhiasan hingga identik dengan nilai kekayaan dan juga kekuasaan. Emas juga ditemukan sebagai nilai tukar karena ditemukannya koin emas pada kala itu, dari sejak itu pula ekploitasi dan penambangan emas dilakukan tak terkecuali di indonesia.

Di Indonesia terdapat beberapa lokasi yang dijadikan Penambangan Emas Tradisional antara lain di Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Yogyakarta dan Kalimantan Tengah,  Pada kegiatan usaha pertambangan emas ini, pengolahan emas pada umumnya dilakukan dengan proses amalgamasi dimana merkuri (Hg) digunakan sebagai media untuk mengikat emas. 

Amalgamasi adalah metode yang sering digunakan penambang emas tradisional dalam memisahkan emas dengan bahan kimia pengikat. metode pengolahan bijih emas ini menggunakan merkuri yang digunakan para penambang untuk memisahkan pasir yang mengandung emas. 

Pencemaran merkuri dari penambangan emas terjadi ketika proses pengolahan berlangsung yang mengakibatkan sisa tailing tercecer pada saat pemindahan dan saat kondisi bak penampungan penuh, sehingga tailing meluap dan mengalir ke sungai, terutama jika terjadi hujan, maka terjadi kontaminasi merkuri di lingkungan sekitarnya.

Padahal jenis logam merkuri ini dikenal cukup beracun dan sangat rentan terhadap tumbuhan, hewan maupun manusia, karena memiliki sifat racun yang tahan lama (akumulatif). 

Sebelum lebih jauh, mari mengenal apa itu merkuri dan bagaimana dampaknya pada lingkungan dan manusia.

Merkuri
Merkuri (Hg) atau warga awam menyebutnya sebagai raksa merupakan logam berat berwarna keperakan yang berbentuk cair pada temperatur kamar (20 - 25 °C)  dan bersifat toksik (beracun), sebab logam ini sangar sulit diurai atau dihancurkan oleh organisme di lingkungan. selain itu sifat merkuri dapat terakumulasi pada lingkungan terutama dalam ekosistem yang kompleks dan berpotensi untuk menjadi kontributor pencemar ekosistem secara global.

logam merkur/Sumber: kompasiana.com
logam merkur/Sumber: kompasiana.com

Siklus Cemaran Merkuri

siklus merkuri pada lingkungan/by Krisnayanti & Probiyantono
siklus merkuri pada lingkungan/by Krisnayanti & Probiyantono
Merkuri anorganik atau raksa yang masuk ke dalam ekosistem air akan diubah (konversi) oleh mikroba menjadi organik Metil-Merkuri yang dapat terkumpul (terakumulasi) pada ikan, sebab ikan memakan mikroorganisme kecil. Proses amalgamasi yang digunakan pada pertambangan emas skala kecil, merupakan penyumbang emisi merkuri ke lingkungan (Appel dan Na-Oy, 2014)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun