Mohon tunggu...
Muhammad Ilyasyah
Muhammad Ilyasyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Meratapi kewajiban yg kau pilih adalah sebuah bentuk kejahatan, dan memuji rasa sakit adalah sebuah penghinaan. Yang harus dipuji itu adalah sebuah pencapaian, dan rasa sakit itu adalah milik diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Black Death dan Antitesis Kebijakan New Normal

26 Mei 2020   22:46 Diperbarui: 26 Mei 2020   22:49 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pandemi dari masa ke masa. Kiri-Plague doctor yang menangani black death, kanan-tim medis yang saat ini menangani Covid-19 (twitter/dr_jerr)

Tulisan ini merupakan sebuah anti-tesis dari sebuah artikel dengan judul 'Lockdown Disebut Cuma Buang Waktu, Tak Salah Jika Jokowi Mulai Berdamai dengan Covid-19'. Karena seakan-akan artikel tersebut menggiring opini masyarakat bahwa tindakan pemerintah yang akan berdamai dengan Corona dapat dibenarkan sepenuhnya. Dan menganggap bahwa lockdown merupakan kebijakan yang membuang waktu.

Pertama, Pemerintah bisa melakukan new normal jika syarat sudah terpenuhi, salah satu diantaranya adalah jika kurva penambahan kasus Corona mulai menurun. Perlu digarisbawahi sekali lagi harus ada penurunan kasus. Hal itulah yang belum dapat dipenuhi oleh pemerintah saat ini.

Malah sekarang ini kasus Corona di Indonesia cenderung naik. Tercatat tanggal 21 Mei 2020 kemarin merupakan rekor harian Corona tertinggi sebanyak 973 kasus baru. Jadi new normal bukan langkah yang tepat diambil oleh pemerintah untuk saat ini.

Seperti contoh misalnya saja negara Korsel sudah melonggarkan lockdown itu karena mereka sudah melewati masa krisis pandemi dan mengalami penurunan kasus. Rata-rata penambahan kasus harian menurun dari yang tadinya bisa di atas 100 kasus per-hari menjadi 50 kasus atau bahkan kurang dari itu.

Jumlah kematian di Korsel juga lebih sedikit ketimbang di Indonesia. Kematian di Korsel akibat Virus Corona adalah 208 kasus dan 7.117 orang berhasil pulih. Barulah pemerintah Korsel pun melonggarkan pedoman pembatasan sosial dan mengubah fokus mereka untuk memperbaiki perekonomian.

Lalu, ada negara Italia yang saat ini untuk pertama kalinya kasus di negaranya mengalami penurunan harian terendah pada 25 Mei 2020. Dikutip dari CNN, Badan Perlindungan Sipil Nasional mengungkapkan, berdasarkan data terbaru, jumlah kasus aktif juga turun 2,29% menjadi 55.300 pada Senin.

Sementara jumlah pasien dalam perawatan intensif ada 541 setelah berkurang 12 dalam 24 jam terakhir. Italia juga melaporkan 92 kematian, sehingga jumlah total menjadi 32.877.

Menurut penghitungan Johns Hopkins University, hingga saat ini terdapat 230.158 kasus virus corona di negara itu. Italia tidak lagi berada di urutan teratas negara dengan kasus terbanyak setelah disalip Brasil, Rusia, dan juga Inggris.

Pemerintah Italia memang telah melonggarkan kebijakan pembatasan pergerakan termasuk penguncian wilayah (lockdown) setelah tren kasus baru corona menurun. Italia pun mewacanakan untuk kembali menggelar liga sepakbola serie A sebagai bentuk pelonggaran dari lockdown. 

Begitu pula dengan Jerman yang sudah memulai liga bola Bundesliga lebih dulu sejak beberapa minggu kemarin karena mengalami penurunan kasus juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun