Mohon tunggu...
Ilyani Sudardjat
Ilyani Sudardjat Mohon Tunggu... Relawan - Biasa saja

"You were born with wings, why prefer to crawl through life?"......- Rumi -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Adra dan Lampion yang Tak Kunjung Tiba

16 Februari 2018   08:30 Diperbarui: 5 Maret 2018   20:10 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Anakku Adra suka banget lampion. Pernah ketika di Dago, Bandung dia lari kenceng mau menyebrangi jalan karena dilihatnya di sebrang jalan ada FO yang masang lampion di terasnya. 

Dan sekarang emang musim semi lampion. Maklum mau Imlek, tahun baru China. Di mal dekat tempat tinggalku sudah dipasang deretan lampion sejak sebulan lalu. 

Jadilah kami nyaris tiap hari kesini untuk melihat lampion. Lah, Adra ndeprok aja dibawah pohon persik persikan sambil megang lampion. Sampe petugasnya ngawasin, takut lampionnya rusak, hahaa.

Karena kesukaan Adra ini, saya pun jadi baca baca filosofi lampion. Ternyata ini tradisi yang sudah sangat tua. Setua sejarah Tiongkok ketika menemukan kertas, abad ke 3 M.

Tetapi lampion menjadi simbol perayaan Imlek atau tahun baru China sejak Dinasti Ming, sekitar abad 14 M. Dinasti Ming adalah Dinasti dimana di era Kaisar Yongle (Kaisar ke-3 Dinasti Ming) mengutus Laksamana Chengho ekspedisi laut ke berbagai penjuru dunia, termasuk ke perairan Malaka dan Nusantara.

Makna filosofis lampion adalah simbol harapan akan kesejahteraan, kabahagiaan dan rezki. Warna merah adalah warna kegembiraan dan keceriaan, warna keberuntungan.

Jadi dalem ya, maknanya. Mungkin warna merah ini juga yang menarik banget bagi Adra, disamping bentuknya yang bulat itu. Makanya tak pikir, mau juga deh beliin Adra sepasang lampion yang bagus di suatu aplikasi belanja online. 

Yah, ternyata ada masalah. Pengiriman lampion tak pernah sampe hingga kini. Baru kali ini saya belanja online barang kagak sampe. Jadinya sekalian saya mempelajari gimana cara adminnya menyelesaikan sengketa jika terjadi hal seperti ini. Sengketa emang selesai dengan refund, walaupun penjual tidak mengakui barangnya gak sampe.

Akhirnya dihari indah ini, Selamat Tahun Baru Imlek bagi teman teman yang merayakan. Semoga kesejahteraan dan kebaikan dilimpahkan untuk negeri tercinta ini. 

Ya sudah gitu aja, Salam Kompasiana!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun