Mohon tunggu...
Ilya Ainur
Ilya Ainur Mohon Tunggu... Guru - Penyusun Aksara | SCHOOL COUNSELOR

saya ingin menulis lagi dan terus menulis sampai akhir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen|Matahari yang Terbenam

31 Agustus 2018   09:35 Diperbarui: 4 September 2018   22:01 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Iya dek, mas pamit ya tunggu mas. Mas pasti akan pulang memperjelas hubungan ini, melamar Nadia dan nanti kita laksanakan pernikahan indah itu. Mas akan wujudkan impian Nadia memakai gaun indah berwarna putih dan biru muda itu. Setelah itu mas akan bawa Nadia ke perantauan untuk menemani Mas selesaikan pekerjaan mas yang tersisa."

"Iya mas, Nadia yakin mas bisa wujudkan semua nya. Karena Nadia yakin mas Marwan orang yang selalu dapat mewujudkan apa yang Nadia harapkan. Mas baik-baik di sana. Jaga komunikasi ya mas sesibuk apapun mas dan Nadia."

Akhirnya aku benar-benar meninggalkan tanah jawa tanah kelahiranku. Tanah yang mempertemukanku dengan Nadia. Saat di dalam pesawat aku melihat awan seakan bersorak mengantarkan perjuangan yang akan baru ku mulai. Bismillah tekadku kuat dalam hati bahwa aku bisa menyelesaikan ini tak ada yang tak bisa aku lewati.

Hari-hari sebagai pekerja di tanah perantauan aku lewati. Tak ada hari yang aku lewati tanpa senyum dari Nadia yang aku lihat dari foto atau terkadang Nadia memotret setiap moment saat dirinya akan berangkat bekerja, saat dirinya datang ke tempat yang dia suka dan yang lainnya. Setiap pagi kata semangat darinya seakan menjadi energi kuat bagiku menyelesaikan setiap pekerjaan yang hari ini aku akan kerjakan. Setiap malam ada Nadia yang akan menemani dinginnya malam di tanah rantau. Hangatnya obrolan kami setiap malam cukup mengobati kerinduan ku pada Nadia. Aku selalu antusiat ketika Nadaia bercerita banyak tentang pekerjaannya di rumah sakit. Ya Nadia dulu mengambil jurusan kesehatan masyarakat dan sekarang bekerja di sebuah rumah sakit di Jember. Dia bercerita tentang semua nya tak ada yang terlewat walau sehelai kainpun. Dan aku senang dengan itu dan aku merasa cukup bisa mengobati kerinduan ku padanya. Bahkan tak harus aku bercerita pun sudah cukup mendengar Nadia bercerita. Terimakasih ya Nad.. sudah mau menjadi teman mas, sudah mau menemani mas kapanpun tak pernah kenal waktu.

Dua tahun kemudian...

Tak terasa waktu yang sudah ku habiskan di sini dua tahun lamanya. Itu artinya hubungan kami sudah memasuki tahun ketiga. Alhamdulillah ternyata aku dan Nadia bisa melewati semuanya hubungan jarak jauh bagi kami bukan hal yang sulit. Dan bekalku untuk mempersunting Nadia sudah cukup. Aku menelpon orang di rumah memberitahu Ayah dan Ibu bahwa aku siap bulan September ini akan pulang dan berencana melamar Nadia. Ayah dan ibu sangat senang mendengar hal tersebut dan mereka sangat mendukung itu. Ayah dan ibu akan mengurus semuanya akan membicarakan hal tersebut dengan orangtua Nadia juga dan menyuruhku beritahukan Nadia tentang kabar gembira ini. Ya alhamdulillah akhirnya aku dapat ijin satu minggu untuk acara lamaranku tersebut. Dan pernikahannya rencanaku, ayah ibu dan Nadia akan dilaksanakan diakhir tahun saat aku akhirnya mendapat cuti juga untuk sekalian liburan akhir tahun. Semua nya sudah dirancang sedemikian rupa dan Nadia sangat senang dengan semua rencana yang aku sampaikan padanya langsung lewat telpon. Dia sangat antusias dan berkata akan menungguku dengan sabar. Ahhh,,,, Nadia kenapa kamu semenawan itu jika sedang bahagia aku bisa melihatnya hanya dari suaramu Nad.

Disuatu malam, di bulan Agustus tanggal 27 2018 aku sangat sudah tidak sabar menunggu tanggal 1 September karena aku akan pulang dan melaksanakan lamaran itu. Iseng-iseng sama seperti orang pada zaman sekarang akupun memiliki akun instagram dan aku buat status dengan menggunakan fitur "tanyakan sesuatu pada saya". Banyak sekali komentar pada status ku yang itu maklum gini-gini followers ku di instagram banyak hehehe. Tapi semua komentar itu tak penting bagiku karena satu komentar yang penting adalah komentar dari Nadia.

"Aku mau menikah" kira-kira seperti itulah komentar Nadia di fitur "tanyakan sesuatu pada saya"

"Ya dek, kita akan nikah ko, sabar ya bentar lagi mas pulang."Itu jawaban yang aku berikan pada saat itu ke Nadia. Setelah singkat saling balas komentar di instagram. Entah kenapa malam itu kami tak melanjutkan chat Whatsapp atau menelpon. Akupun karena sangat capek tertidur lelap setelah membalas komentar Nadia.

Pagi hari sekali sekitar pukul 06.00, handphone ku berbunyi dengan semangat aku raih handphone ku dan aku angkat telpon masuk itu. Karena yang ku harapkan pasti Nadia yang menelpon akan mengingatkan ku banyak hal hari ini. Namun nayatanya bukan itu adek ku Madinah agak kecewa sih, tapi ya sudah lah.

"Assalamualaikum,, ada apa dek?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun