Jadi, begitulah, Sobat Kompasiana!
Di dalam sebuah rumah tangga, dukungan dari pasangan tentu memiliki peran yang sangat penting demi kesejahteraan psikologis pasangannya. Dalam kasus postpartum blues, suami diharapkan dapat menyadarkan istri dari mitos-mitos mengenai postpartum blues, salah satunya adalah anggapan bahwa merasa buruk dan cemas adalah bagian dari menjadi ibu baru. Memang tak dapat dipungkiri bahwa pada dasarnya merasa takut, cemas, dan khawatir adalah emosi dasar manusia. Namun, suami harus tahu bahwa apabila perasaan buruk dan cemas ini terus berlanjut, istrinya bisa mengalami depresi yang serius. Apabila suami justru bersikap acuh tak acuh dan menggampangkan perasaan istri, istri bisa saja merasa ditolak, diabaikan, diisolasi, hingga dapat menjembatani pemikiran akan kematian. Karena itulah, dibutuhkan suami yang mampu mendukung istri agar merasa lebih baik. Jadi, yuk, belajar menjadi suami dan calon ayah yang baik!
Referensi:
Nova, S., & Zagoto, S. (2020). Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas tentang Adaptasi Psikologis pada Masa Nifas di Klinik Pratama Afiyah Pekanbaru Tahun 2019. Al-Insyirah Midwifery: Jurnal Ilmu Kebidanan, 9(2), 108-113. https://doi.org/10.35328/kebidanan.v9i2.674.Â
Rubin, R. (1961). Puerperal change. Nursing Outlook, 9, 753-755.
Sincerely,
Fatima Zahra Kamila
BPPK ILMPI Wilayah IV
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI