Mohon tunggu...
Ilhamdi S
Ilhamdi S Mohon Tunggu... Freelance Writer | Feature dan Human Interest Storytelling | Investigative Angle

Jurnalis Independen/Menulis Berita Mendalam/Human Interest/Isu Publik dengan Komitmen pada Etika Pers.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pelayanan Solar di SPBU Bayeun Aceh Timur Kembali Normal, Kini Buka 24 Jam

1 Agustus 2025   08:25 Diperbarui: 1 Agustus 2025   08:25 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petugas SPBU mengisi BBM jenis solar ke kendaraan konsumen di salah satu SPBU. (Sumber Foto: ANTARA FOTO/Fransisco Carolio)

Setelah sempat terhenti selama beberapa pekan, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 14.244.489 yang berlokasi di Gampong Bayeun, Kecamatan Rantau Selamat, Kabupaten Aceh Timur, kembali melayani penjualan solar bersubsidi kepada konsumen.

Pelayanan di SPBU ini kembali normal sejak Minggu pagi, 28 Juli 2025, usai pasokan solar dari Pertamina dinyatakan stabil. 

Kini, SPBU tersebut beroperasi penuh selama 24 jam, termasuk untuk penyaluran BBM subsidi jenis solar.

Pantauan di lapangan menunjukkan antrean kendaraan, terutama truk pengangkut hasil pertanian dan perkebunan, mulai padat sejak pukul 06.00 WIB. 

Sejumlah sopir mengaku merasa lega karena solar kembali tersedia tanpa hambatan.

Sebelumnya, SPBU Bayeun sempat dihentikan sementara dari penyaluran solar subsidi sejak pertengahan Juni 2025. 

Pihak SPBU menyatakan penghentian tersebut merupakan bagian dari proses evaluasi distribusi oleh Pertamina.

"Alhamdulillah sudah mulai normal. Solar subsidi sudah kami salurkan sesuai kuota yang diberikan. Semoga lancar ke depannya," ujar Helmi, Manajer SPBU Bayeun, Jum'at, (1/8/2025).

Menurut Helmi, penyaluran kembali ini terjadi setelah pihaknya menyampaikan klarifikasi resmi kepada Pertamina atas pemberitaan yang sempat menyudutkan SPBU tersebut.

"Kami sudah kirim klarifikasi atas tuduhan-tuduhan yang beredar di media. Tidak benar kami bermain solar atau terlibat dalam mafia BBM. Kami jalankan semua sesuai aturan," tegasnya.

Ia juga memastikan bahwa seluruh penjualan solar subsidi kini diawasi ketat. 

Proses pengisian diwajibkan mencatat nomor polisi kendaraan, menunjukkan STNK, serta menggunakan sistem barcode MyPertamina agar tepat sasaran.

Kembalinya layanan ini disambut positif oleh para sopir angkutan barang. 

Mereka menyebut SPBU Bayeun sebagai titik vital dalam distribusi hasil pertanian dari kawasan pedalaman Aceh Timur.

"Kalau SPBU ini tutup, kami rugi. Mau isi di tempat lain jauh dan kadang harga solar eceran lebih mahal," keluh Wahyudi, sopir truk asal Ranto Peureulak.

Hal senada disampaikan Sulaiman, sopir truk sawit dari Peureulak Timur. 

Ia mengaku sempat antre dua jam demi mendapatkan solar saat SPBU tersebut belum buka 24 jam.

"Tapi kami bersyukur sudah buka lagi. Ini SPBU langganan kami. Petugasnya juga tegas tapi adil," ujarnya.

Dikonfirmasi terpisah, salah seorang Sales Branch Manager Pertamina wilayah Aceh menyatakan bahwa SPBU Bayeun telah diaktifkan kembali setelah melalui tahapan monitoring dan verifikasi internal.

"Setelah dilakukan klarifikasi dan evaluasi, SPBU tersebut diperbolehkan kembali menyalurkan solar subsidi. Namun pengawasan tetap akan kami perketat," ujar pejabat tersebut melalui pesan tertulis.

Pertamina juga mengimbau masyarakat untuk mematuhi ketentuan penyaluran subsidi agar tepat sasaran. 

Konsumen diwajibkan menggunakan QR Code MyPertamina serta menunjukkan dokumen kendaraan saat pengisian.

Sebelumnya, sempat beredar isu di media sosial dan beberapa media daring terkait dugaan penyalahgunaan solar subsidi di SPBU Bayeun. 

Namun pihak SPBU membantah tudingan tersebut dan menegaskan bahwa seluruh operasional telah sesuai dengan prosedur resmi.

Sebagai bentuk transparansi, SPBU Bayeun juga memasang CCTV di titik pengisian dan rutin melaporkan jumlah transaksi harian ke Pertamina sebagai bagian dari pengawasan distribusi.

Kondisi saat ini dinilai cukup kondusif. Namun sejumlah pengemudi berharap agar pelayanan 24 jam ini dapat terus dipertahankan, terutama saat panen raya dan lonjakan angkutan barang.

"Kami harap nggak ada gangguan lagi. Kalau solar kosong, kerja kami berhenti," pungkas Wahyudi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun