Ia juga memastikan bahwa seluruh penjualan solar subsidi kini diawasi ketat.Â
Proses pengisian diwajibkan mencatat nomor polisi kendaraan, menunjukkan STNK, serta menggunakan sistem barcode MyPertamina agar tepat sasaran.
Kembalinya layanan ini disambut positif oleh para sopir angkutan barang.Â
Mereka menyebut SPBU Bayeun sebagai titik vital dalam distribusi hasil pertanian dari kawasan pedalaman Aceh Timur.
"Kalau SPBU ini tutup, kami rugi. Mau isi di tempat lain jauh dan kadang harga solar eceran lebih mahal," keluh Wahyudi, sopir truk asal Ranto Peureulak.
Hal senada disampaikan Sulaiman, sopir truk sawit dari Peureulak Timur.Â
Ia mengaku sempat antre dua jam demi mendapatkan solar saat SPBU tersebut belum buka 24 jam.
"Tapi kami bersyukur sudah buka lagi. Ini SPBU langganan kami. Petugasnya juga tegas tapi adil," ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, salah seorang Sales Branch Manager Pertamina wilayah Aceh menyatakan bahwa SPBU Bayeun telah diaktifkan kembali setelah melalui tahapan monitoring dan verifikasi internal.
"Setelah dilakukan klarifikasi dan evaluasi, SPBU tersebut diperbolehkan kembali menyalurkan solar subsidi. Namun pengawasan tetap akan kami perketat," ujar pejabat tersebut melalui pesan tertulis.
Pertamina juga mengimbau masyarakat untuk mematuhi ketentuan penyaluran subsidi agar tepat sasaran.Â