Mohon tunggu...
Ilham Nur Fariz
Ilham Nur Fariz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo! Nama saya Ilham Nur Fariz. Saya merupakan mahasiswa Bisnis Digital di Universitas Pendidikan Indonesia. Saya memiliki minat dalam desain, bisnis, fotografi, dan cinematografi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menyoroti Kritik Islam Terhadap Sistem Ekonomi Kapitalisme

8 Juni 2023   20:20 Diperbarui: 8 Juni 2023   20:25 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

2. Kritik Islam Terhadap Sistem Ekonomi Kapitalisme

1. Islam memiliki beberapa kritik tajam terhadap sistem ekonomi kapitalisme, antara lain:

  • Ketidak adilan sosial: Ketidakadilan sosial dalam sistem ekonomi kapitalis mengacu pada kesenjangan ekonomi yang signifikan antara kelompok-kelompok sosial yang berbeda. Hal ini terjadi karena distribusi yang tidak merata dari kekayaan, pendapatan, dan peluang ekonomi. Beberapa faktor yang menyebabkan ketidakadilan sosial dalam sistem ekonomi kapitalis meliputi:
  • Konsentrasi kekayaan: Dalam sistem ekonomi kapitalis, kekayaan dan keuntungan sering kali terkonsentrasi pada sejumlah kecil individu atau perusahaan besar. Ini dapat menghasilkan pembentukan kelompok kaya yang semakin kaya, sementara sebagian besar penduduk hidup dalam kemiskinan atau kesulitan ekonomi. Ketimpangan pendapatan dan kekayaan ini dapat memperburuk kesenjangan sosial dan mengurangi akses terhadap kesempatan dan sumber daya bagi masyarakat yang kurang beruntung.
  • Upah dan kondisi kerja yang tidak adil: Dalam sistem kapitalis, upah sering ditentukan oleh mekanisme pasar yang dapat mengarah pada perbedaan yang signifikan antara pekerja dengan keterampilan dan kualifikasi yang berbeda. Selain itu, praktik seperti kontrak kerja fleksibel atau pekerjaan paruh waktu dapat mengakibatkan ketidakpastian dan kerentanan pekerja. Upah yang rendah, kekurangan tunjangan sosial, dan kurangnya perlindungan kerja dapat menyebabkan ketidakadilan dan kesulitan bagi pekerja yang lebih rentan.
  • Akses terbatas terhadap layanan dasar: Dalam sistem ekonomi kapitalis, akses terhadap layanan dasar seperti pendidikan, perawatan kesehatan, dan perumahan seringkali bergantung pada kemampuan finansial. Hal ini dapat mengakibatkan ketidakadilan sosial, di mana mereka yang mampu secara finansial mendapatkan layanan yang lebih baik sementara mereka yang kurang mampu menghadapi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar mereka. Ini menciptakan kesenjangan dalam kesempatan dan akses ke sumber daya kritis.
  • Kesenjangan kesempatan: Sistem ekonomi kapitalis dapat menciptakan kesenjangan kesempatan, terutama dalam hal pendidikan dan mobilitas sosial. Ketika akses ke pendidikan yang berkualitas tergantung pada biaya dan sumber daya yang tersedia, individu yang kurang mampu dapat terbatas dalam kesempatan untuk meningkatkan kualifikasi mereka. Ini dapat menyebabkan peningkatan ketidakadilan sosial dan pembatasan mobilitas sosial, di mana seseorang tetap terjebak dalam kondisi sosial dan ekonomi yang sama.

2. Bunga (Riba)

Dalam sistem ekonomi kapitalis, bunga atau riba mengacu pada biaya tambahan yang dikenakan pada pinjaman uang atau pengembalian modal. Bunga ini adalah imbalan yang diterima oleh pemberi pinjaman sebagai kompensasi atas penggunaan modal atau pinjaman yang mereka berikan. Namun, dalam Islam, riba dianggap sebagai praktik yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam.

Dalam Islam, riba dianggap sebagai bentuk eksploitasi dan diharamkan oleh Al-Quran. Prinsip utama di balik larangan riba adalah keadilan dan keberpihakan kepada orang-orang yang lemah dalam transaksi ekonomi. Riba dilihat sebagai praktik yang tidak adil karena menghasilkan keuntungan yang tidak sebanding dengan resiko yang diambil oleh pemberi pinjaman.

Dalam sistem ekonomi kapitalis, bunga atau riba sering kali merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan perbankan dan keuangan. Institusi keuangan menghasilkan keuntungan dengan memberikan pinjaman kepada individu dan perusahaan dengan membebankan bunga pada pinjaman tersebut. Pendapatan dari bunga menjadi salah satu sumber pendapatan utama bagi bank dan lembaga keuangan.

Namun, dalam sistem ekonomi Islam, prinsip yang berlaku adalah penghindaran riba dan promosi transaksi yang berlandaskan pada prinsip syariah. Dalam ekonomi Islam, terdapat alternatif seperti pembiayaan berbasis bagi hasil (profit-sharing) atau sistem perdagangan yang adil (barter atau salam).


3. Spekulasi dan Ketidakpastian

Spekulasi merujuk pada aktivitas membeli atau menjual aset, seperti saham, mata uang, atau komoditas, dengan tujuan memperoleh keuntungan dari perubahan harga di masa depan. Spekulasi adalah bagian yang tak terpisahkan dari pasar keuangan dalam sistem ekonomi kapitalis. Para spekulan mencoba memprediksi pergerakan harga aset dan mengambil risiko dalam upaya mendapatkan keuntungan. Namun, spekulasi juga dapat menciptakan ketidakstabilan pasar dan menyebabkan fluktuasi harga yang tidak rasional.

Spekulasi dapat menghasilkan ketidakpastian yang signifikan dalam sistem ekonomi kapitalis. Tindakan spekulatif oleh sejumlah besar investor dapat menyebabkan volatilitas yang tinggi dalam harga aset, yang pada gilirannya dapat berdampak negatif pada stabilitas pasar dan kepercayaan investor.

Ketidakpastian mengacu pada ketidakpastian atau ketidakjelasan mengenai hasil atau peristiwa di masa depan. Dalam sistem ekonomi kapitalis, ketidakpastian adalah hal yang umum karena banyak faktor yang dapat mempengaruhi kondisi ekonomi dan keputusan ekonomi. Ketidakpastian dapat berkaitan dengan perubahan kebijakan pemerintah, fluktuasi pasar, perkembangan teknologi, atau faktor-faktor global seperti perang atau krisis ekonomi.

Ketidakpastian dapat menghambat pengambilan keputusan ekonomi dan menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi. Para pengusaha dan investor sering kali enggan mengambil risiko atau membuat keputusan investasi yang signifikan ketika mereka tidak yakin tentang hasil atau kondisi yang akan datang. Ketidakpastian juga dapat menciptakan volatilitas pasar dan ketidakefisienan, karena pelaku ekonomi cenderung bereaksi secara berlebihan atau tidak tepat terhadap perubahan kondisi ekonomi yang tidak pasti.


4. Komodifikasi

Islam memiliki pandangan kritis terhadap komodifikasi yang berlebihan dalam sistem kapitalis. Sistem kapitalis cenderung menjadikan hampir segala hal sebagai objek komoditas yang dapat diperdagangkan untuk mencari keuntungan. Islam menekankan pentingnya menghormati nilai intrinsik dan manusiawi dalam transaksi ekonomi, dan menolak pendekatan yang semata-mata berfokus pada profitabilitas tanpa mempertimbangkan nilai-nilai moral dan etika. Oleh karena itu, komodifikasi dalam sistem ekonomi kapitalis telah menjadi subjek kritik yang signifikan. Beberapa kritik terhadap komodifikasi termasuk:

  • Reduksi nilai: Kritik utama terhadap komodifikasi adalah bahwa itu mengurangi nilai-nilai yang lebih luas dalam masyarakat. Barang atau sumber daya yang memiliki nilai budaya, sosial, atau lingkungan yang signifikan sering kali diubah menjadi objek komoditas yang hanya dihargai berdasarkan nilai finansial. Ini dapat mengabaikan nilai-nilai intrinsik yang lebih penting, seperti hubungan sosial, keberlanjutan lingkungan, atau kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
  • Kesenjangan sosial: Komodifikasi dapat memperburuk kesenjangan sosial dalam masyarakat. Barang atau sumber daya yang menjadi komoditas cenderung diakses dan dimiliki oleh mereka yang mampu secara finansial, sementara masyarakat yang kurang mampu sering kali dikecualikan. Ini dapat mengakibatkan kesenjangan ekonomi yang semakin meningkat antara kelompok-kelompok sosial, menghasilkan ketidakadilan dan ketimpangan yang signifikan.
  • Eksploitasi manusia dan lingkungan: Dalam sistem ekonomi kapitalis, komodifikasi seringkali berarti mengeksploitasi sumber daya manusia dan alam. Pemberi kerja dapat memperlakukan tenaga kerja sebagai komoditas yang dapat diperoleh dan dijual dengan harga tertentu, mengabaikan kesejahteraan dan hak asasi pekerja. Selain itu, komodifikasi dapat mendorong pemanfaatan berlebihan dan tidak berkelanjutan terhadap sumber daya alam, mengabaikan dampak negatif pada lingkungan.
  • Alienasi dan dehumanisasi: Komodifikasi dapat menyebabkan alienasi dan dehumanisasi individu. Dalam upaya memaksimalkan profitabilitas, manusia sering kali diperlakukan sebagai faktor produksi atau konsumen belaka, kehilangan dimensi manusiawi dan martabatnya. Hal ini dapat menghasilkan perasaan kehilangan identitas, terputusnya hubungan sosial, dan ketidakpuasan dalam kehidupan.

5. Prioritas Kepentingan Manusia

Islam menggarisbawahi pentingnya memberikan prioritas pada kepentingan manusia dan kesejahteraan umum daripada semata-mata mencari keuntungan individu. Sistem kapitalis sering kali mengutamakan keuntungan finansial individu atau korporasi tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap masyarakat dan lingkungan. Islam mendorong kesadaran sosial dan tanggung jawab kolektif dalam mengelola sumber daya dan mencapai keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan umum.

Dalam sistem ekonomi kapitalis, keuntungan finansial seringkali menjadi prioritas utama bagi perusahaan dan individu. Dorongan untuk mencapai keuntungan maksimal dapat mengabaikan kepentingan manusia yang lebih luas, seperti kesejahteraan sosial, kesetaraan, dan keadilan. Sistem ini dapat mendorong praktik bisnis yang mengorbankan kepentingan manusia demi mencapai laba yang lebih tinggi.

Sistem ekonomi kapitalis sering dikritik karena memperburuk ketimpangan ekonomi dan sosial. Akumulasi kekayaan yang tidak merata menghasilkan kesenjangan yang signifikan antara kaya dan miskin. Ini dapat mengakibatkan peningkatan kemiskinan, ketidakadilan, dan ketidaksetaraan dalam akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan peluang ekonomi.

Sistem ekonomi kapitalis telah dikritik karena memungkinkan terjadinya eksploitasi tenaga kerja. Pemberi kerja seringkali memaksimalkan keuntungan mereka dengan memperoleh tenaga kerja dengan biaya yang rendah dan kondisi kerja yang buruk. Hal ini dapat mengabaikan kesejahteraan, hak asasi, dan martabat pekerja, serta memperkuat ketimpangan kekuasaan antara pemilik modal dan tenaga kerja.

Sistem ekonomi kapitalis seringkali dianggap tidak memperhatikan dampak lingkungan yang merugikan. Dorongan untuk pertumbuhan ekonomi yang tak terbatas sering kali mengabaikan keberlanjutan lingkungan dan menjadikan alam sebagai sumber daya yang dapat dieksploitasi tanpa pertimbangan jangka panjang. Dampaknya termasuk degradasi lingkungan, perubahan iklim, dan kerusakan ekosistem.


3. Kesimpulan

Dari pembahasan sebelumnya, kita telah mengkaji kritik-kritik yang diajukan oleh Islam terhadap sistem ekonomi kapitalis. Dalam perspektif Islam, sistem ekonomi kapitalis memiliki sejumlah aspek yang bertentangan dengan nilai-nilai agama dan prinsip-prinsip yang dijunjung tinggi dalam Islam. Beberapa kritik yang diajukan termasuk ketidakadilan sosial, bunga (riba), spekulasi, komodifikasi, dan prioritas kepentingan manusia.

Kritik Islam terhadap sistem ekonomi kapitalis mendorong untuk mengkaji kembali nilai-nilai yang mendasari sistem ekonomi dan mempertimbangkan alternatif yang lebih adil dan berkelanjutan. Memahami perspektif Islam terhadap ekonomi kapitalis dapat memberikan wawasan yang berharga dalam mengembangkan model ekonomi yang lebih inklusif dan memperhatikan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun