"Tiap pengalaman adalah guru bagi kita," mungkin kalimat ini cocok untuk menggambarkan betapa pentingnya sebuah pengalaman, karena pengalaman mengajari kita dalam sekolah kehidupan. Betapa tidak, setiap kejadian yang terjadi memiliki pelajaran berharga bagi kita. Tak terkecuali bagi saya, salah satu pengalaman yang sangat berharga adalah ketika saya dipercaya menjadi ketua KPPS (Kelompok Pemungutan dan Penghitungan Suara), yang merupakan badan Adhoc yang dibentuk setiap kali ada pemilihan umum.
Pengalaman tersebut terjadi pada pemilihan kepala daerah, yakni pemilihan gubernur dan wakil gubernur serta walikota dan wakil walikota, khususnya di daerah saya, Kota Gorontalo.
Saya sama sekali tidak menyangka akan dipercayakan menjadi ketua oleh rekan-rekan lainnya. Kronologi kejadian ini bermula sebagai berikut: Sebelum diumumkan rekrutmen anggota KPPS di kelurahan Biawao, saya sebelumnya sudah pernah menjadi anggota KPPS pada pemilu sebelumnya (pemilihan presiden dan legislatif). Saat itu, saya bertugas sebagai anggota KPPS 02 di TPS 005 Kelurahan Biawao, dan ketuanya adalah Nova Dunggio.
Pada pemilu legislatif dan presiden 2024, di Kelurahan Biawao terdapat enam TPS. Jumlah TPS yang diperbanyak ini mungkin disebabkan oleh pertimbangan KPU yang mengingat adanya enam kota suara, sehingga membutuhkan lebih banyak personel agar pekerjaan dapat berjalan lebih efisien.
Setelah pengumuman rekrutmen oleh PPS (Panitia Pemungutan Suara) tingkat kelurahan, yang merupakan perintah dari PPK (Panitia Pemungutan Kecamatan) di tingkat kecamatan, yang juga merupakan perintah dari KPU Kota Gorontalo, yang kemudian diteruskan oleh KPU Provinsi Gorontalo, dan akhirnya KPU RI, saya langsung mempersiapkan berkas yang dibutuhkan, seperti KTP, KK, surat keterangan dokter, dan ijazah terakhir. Setelah semua berkas lengkap, saya langsung menuju kelurahan untuk mendaftar diri.
Setelah menunggu beberapa pekan, akhirnya saya mendapat kabar bahwa saya lulus verifikasi berkas dan dapat melanjutkan ke tahap selanjutnya, yakni bimtek (bimbingan teknis) yang akan diselenggarakan oleh KPU Kota Gorontalo.
Pada tanggal 21 November, diadakanlah bimtek yang diikuti oleh banyak peserta dari berbagai kelurahan se-Kota Gorontalo. Sebelumnya, seminggu sebelumnya telah diadakan pelantikan seluruh anggota KPPS di Maqna Hotel. Kali ini, bimtek juga diselenggarakan di hotel yang sama, dengan peserta dibagi ke dalam beberapa ruangan. Misalnya, Kelurahan Biawao dan Kelurahan Limba B berada dalam satu ruangan.
Dalam bimtek tersebut, kami diberikan pelatihan teknis terkait tugas kami di TPS, mulai dari pemungutan suara hingga rekapitulasi suara, serta penggunaan Sirekap. Semua materi disampaikan oleh instruktur dari PPK dan anggota KPU Kota Gorontalo. Kami mengikuti materi tersebut dengan penuh perhatian, dan di akhir acara, kami diberi uang transportasi.
Setelah bimtek, kami memilih siapa yang akan menjadi ketua KPPS 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Di Kelurahan Biawao, ada tiga TPS, dan saya dipercaya oleh teman-teman untuk menjadi Ketua KPPS di TPS 003. Awalnya, saya tidak berniat menjadi ketua, tetapi karena desakan dan permintaan teman-teman di TPS 003, akhirnya saya menerima tawaran tersebut. Namun, saya meminta bantuan dan masukan dari rekan-rekan KPPS yang sudah berpengalaman agar saya bisa menjalankan tugas dengan baik. Permintaan mereka agar saya menjadi ketua, saya penuhi dengan penuh tanggung jawab.
Hari H pemilihan pun tiba. Saya telah mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang. Bahkan, saya bangun lebih awal. Setelah salat subuh, saya langsung menuju TPS untuk menunggu logistik yang diantar oleh tim PPS, didampingi Babinsa dan kepolisian. Saya menerima logistik dengan baik, lalu kembali ke rumah untuk mandi dan kembali lagi ke TPS.
Pada pukul 07:00, saya memulai dengan mengambil sumpah para petugas KPPS 1 sampai 6, serta dua orang Linmas pengamanan di TPS. Setelah itu, dengan kehadiran saksi-saksi, pengawas TPS, dan pemilih yang sudah hadir, saya membuka rapat pemungutan suara.