Mohon tunggu...
Ilhamin Ritonga
Ilhamin Ritonga Mohon Tunggu... Amatiran

Warga Desa Lokal

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Regenerasi Petani dengan Konsep Rebranding

15 Juni 2020   19:14 Diperbarui: 15 Juni 2020   19:11 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Petani pekerjaan kuno, petani pekerjaan orang desa, petani pekerjaan yang tidak menghasilkan keuntungan besar, petani pekerjaan orang tidak sekolah, jadi petani tidak bisa kaya, dan masih banyak cemoohan lain yang tertuju langsung kepada petani. 

Petani terlalu distigmakan negatif oleh khalayak, terutama bagi generasi z dan alpha. Petani dianggap tidak punya masa depan cerah yang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya kelak. Petani dianggap pekerjaan rendahan bahkan tabu bagi sebagian kalangan generasi z dan alpha yang tumbuh dibesarkan dengan gadget.

Stigma tersebut memiliki kekuatan atau power yang sangat kuat. Bahkan mampu mempengaruhi generasi penerus yang lahir dari desa. Ketika saya melakukan "obrolan" dengan kawan-kawan, pasti di tengah perbincangan akan saya todong dengan pertanyaan mengenai desa dan petani. 

Jawabannya mudah, mereka pasti ogah dan malas untuk melanjutkan hidup di desa apalagi jadi petani. Jawabannya idealis semua, ada yang ingin jadi pekerja tambang, designer, editor, ahli sipil, influencer dan masih banyak lagi pekerjaan "aneh" lainnya.

Sebagai mahasiswa pertanian, saya miris dan kasihan pada petani. Kenapa orang-orang sarjana lulusan dari departemen ini malah banyak yang ingin jadi akademisi malah bukan praktisi langsung. 

Mungkin petani harus diselamatkan dengan segala macam cara supaya ada lagi anak-anak muda kreatif tertarik jadi petani. Ternyata sudah ada yang melakukan hal tersebut dan mulai berhasil, cara yang dilakukan mudah yakni rebranding petani.

Sebenarnya ini adalah konsep pemasaran terkait dengan brand, branding dan rebranding. Rebranding artinya mengubah identitas suatu brand yang sudah ditangkap oleh khalayak, dengan identitas baru yang berbeda dengan kompetitornya yang harus dilihat sebagai sebuah keputusan strategis dengan rencana yang matang. Kita kategorikan petani sebagai brand atau merk yang perlu dirubah cara kerja, kemasan dan tampilannya.

Petani banyak distigmakan kuno, tua, tidak menghasilkan, pekerjaan desa dan masih banyak lagi kudu dirubah menjadi muda, modern, dinamis, menghasilkan dan menyenangkan. 

Saya memang belum melakukan konsep rebranding tersebut, tapi teman-teman dari Saux Farm di daerah Lembang Bandung mampu melakukannya dengan amat keren. Hedi Rusdian dan Ginanjar Saribanon mampu mengemas petani kuno menjadi modern, natural dan fun. 

Mereka melakukan budidaya sendiri pada beberapa komoditas, melakukan kerjasama dengan petani dan peternak lokal lain untuk membuka restoran di dalam hutan.

Dalam konsep agribisnis mereka memiliki konsep bisnis yang baik dimana pengolahan yang dilakukan dari hulu ke hilir. Bahkan kegiatannya bukan lagi agroindustri produk tapi pengolahan langsung menjadi makanan mahal seperti barbeque yang menarik minat generasi z dan alpha yang menstigmakan petani sebagai pekerjaan tidak menjanjikan. Ini wajib sekali ditiru, konsep rebranding harus total. Artinya tidak cuman pemasarannya yang dikemas modern tapi semua hal dalam kegiatan pertanian tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun