Saya kaget ketika tak sengaja melihat Mamat dan Jeje membahas soal relasi Mees Hilgers dan Shin Tae-yong. Saya melihatnya di media sosial. Cuma saya tak sempat mencatat akun yang memposting video percakapan Mamat dan Jeje. Tapi yang pasti, sudah banyak yang komentar di postingan itu. Â
Mamat Alkatiri adalah komika yang intens bicara sepak bola belakangan ini. Sementara, Jeje adalah penerjemah di kala Shin Tae-yong melatih timnas sepak bola Indonesia.
Saya kaget saja, di tengah jelang ronde 4, hal seperti itu (relasi Mees dan STY) diungkap ke publik. Sekalipun Jeje mengatakan, pembahasan jelasnya akan dilakukan setelah ronde 4 selesai. Tapi hal itu jelas akan membuat banyak pertanyaan dan berpotensi membuat gaduh jelang ronde 4.
Tentu ini pendapat pribadi saya. Bahwa di tengah jelang kualifikasi ronde 4 yang kurang dari sebulan, hal-hal masa lalu yang berpotensi membangun narasi yang merugikan timnas Indonesia hendaknya tak diungkap ke publik. Sekalipun hanya secuil tapi malah bisa membuat kegaduhan.
Kalau mau diungkap ke publik, nanti saja setelah semua proses kualifikasi Piala Dunia selesai. Ungkap saja semuanya ke publik tapi nanti, bukan sekarang. Bukan saat ini. Apalagi diungkap sepotong-sepotong. Kegaduhan bukan hanya di publik, tapi juga bisa ke situasi internal timnas.
Dukung Saja
Di situasi saat ini, menurut saya, dukung saja timnas. Beri support ke timnas. Tak perlu membahas hal yang bisa memunculkan kegaduhan. Ngapain juga.
Nah, kalau semua proses sudah selesai, ada evaluasi. Silakan keluhan dikeluarkan. Semua ada waktunya bos. Ibaratnya, jangan recoki anak yang sedang istirahat jelang ujian kedua di sekolah. Mereka bisa buyar dan ujian kedua bisa kacau balau. Evaluasi saja ketika ujian anak sudah selesai.
Heran
Di sisi lain, saya juga heran, dengan banyak komentar di media sosial belakangan ini. Seperti tak bisa membedakan antara timnas dengan federasi. Jika federasi bermasalah ya kritik saja, tapi jangan sampai mengganggu timnas.