Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Angkat Besi Primadona ASEAN di Olimpiade, Sebuah Potensi

27 Juli 2021   09:08 Diperbarui: 27 Juli 2021   11:05 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Eko Yuli Irawan. Foto: antara foto/sigid kurniawan dipublikasikan kompas.com

Mendapatkan medali di olimpiade bukan perkara gampang. Beberapa negara bahkan belum pernah mendapatkan medali di ajang olimpiade.

Nah, ada hal unik dalam 21 tahun terakhir. Tepatnya sejak Olimpiade 2000, atlet asal negara Asia Tenggara atau yang kadang sering disamakan dengan ASEAN mulai muncul di ajang angkat besi. Bahkan, sejak 2000, selalu ada negara ASEAN di negara yang memperoleh medali di olimpiade.

Di Olimpiade 2000 Indonesia mendapatkan 1 perak dan 2 perunggu. Perak didapatkan Lisa Rumbewas (48 Kg putri), perunggu didapatkan Sri Indriyani (48 Kg putri) dan Winarni binti Slamet (53 Kg).

Bukan hanya Indonesia, Thailand juga mendapatkan medali dari angkat besi di Olimpiade 2000. Medali didapatkan Khassaraporn Suta (58 Kg).

Di Olimpiade 2004 Thailand dan Indonesia masih mereguk medali. Bahkan Thailand lebih hebat karena mendapatkan 2 emas dan 2 perunggu. Emas didapatkan Pawina Thongsuk (73 Kg putri) dan Udomporn Polsak (53 Kg putri). Medali perunggu didapatkan Wandee Kameaim (58 Kg putri) dan Aree Wratthaworn (48 Kg putri). Indonesia di Olimpiade 2004 Indonesia mendapatkan 1 perak melalui Lisa Rumbewas (53 Kg putri.

Di Olimpiade 2008 Indonesia, Thailand, dan Vietnam mendapatkan medali. Thailand yang tetap perkasa dengan 1 emas dan  2 perunggu. Emas bagi Thailand didapatkan Prapawadee Jaroenrattanatarakoon (53 Kg putri). Perunggu bagi Thailand didapatkan Wandee Kameaim (58 Kg putri) dan Pensiri Laosirikul (48 Kg).

Sementara Vietnam dapat 1 perak melalui Hong Anh Tuan di kelas 56 Kg putra. Indonesia mendapatkan 3 perunggu lewat Eko Yuli Irawan (58 Kg putra), Triyatno (62 Kg putra), dan Lisa Rumbewas (53 Kg putri).

Di Olimpiade 2012, Indonesia, Thailand, dan Vietnam kembali dapat medali. Indonesia dapat 2 perak melalui Citra Febrianti (53 Kg putri), Triyatno (69 Kg putra). Satu perunggu didapatkan Eko Yuli Irawan (62 Kg putra). Vietnam dapat 1 perunggu melalui Tran Le Quoc Toan (56 Kg putra). Thailand mendapatkan 1 perak melalui Pimsiri Sirikaew kelas 58 Kg putri dan 1 perunggu lewat Rattikan Gulnoi kelas 58 Kg putri.

Di Olimpiade 2016 Thailand, Indonesia, Filipina mendapatkan medali. Thailand mendapatkan 2 emas, 1 perak, 1 perunggu. Emas diperoleh Sopita Tanasan (48 Kg putri) dan Sukanya Srirurat (58 Kg putri). Perak didapatkan Pimsiri Sirikaew kelas 58 Kg putri. Perunggu didapatkan Sinphet Kruaithong kelas 56 Kg putra.

Filipina dapat 1 perak melalui Hidilyn Diaz di kelas 53 Kg putri. Indonesia dapat dua perak melalui Eko Yuli Irawan (62 Kg putra) dan Sri Wahyuni (48 Kg putri).

Di Olimpiade Tokyo kali ini untuk sementara Indonesia dan Filipina yang menyabet medali. Indonesia dapat perunggu dari Windy Cantika Aisah (49 Kg putri) dan perak dari Eko Yuli Irawan (61 Kg putra). Filipina dapat emas dari Hidilyn Diaz kelas 55 Kg putri.

Nah, dari rentetan prestasi itu ada hal yang menarik. ASEAN harus diakui adalah tempat munculnya atlet potensial di angkat besi. Potensi ini saya pikir bisa diteliti secara ilmiah. Mungkin ada hal tertentu hingga negara di ASEAN potensial dapat medali di olimpiaade.

Bisa juga diketahui ada metode tertentu yang membuat atlet dari ASEAN berpotensi dapat medali. Ini jadi modal bagus bagi negara di ASEAN. Jika kompetisi di ASEAN digencarkan, bukan tak mungkin makin banyak atlet angkat besi kelas dunia muncul.

Tidak menutup kemungkinan di olimpiade yang akan datang, ASEAN makin berjaya di angkat besi, terutama harapannya adalah Indonesia. Amin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun