Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Marto Enggan Melepas Mikrofon

31 Maret 2021   12:18 Diperbarui: 31 Maret 2021   12:18 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi.foto shutterstock dipublikasikan kompas.com

Aku dan teman teman pun memilih mundur teratur. Biarkan saja Marto terus bicara. Mungkin lama-kelamaan Marto jengkel juga karena satu per satu orang pulang.

Pendengar Marto tinggal satu, namanya Yitno. Yitno ini setali tiga uang dengan Marto. Begitu Marto merasa direndahkan karena orang pada pulang, Marto meletakkan mikrofon.

Begitu mikrofon diletakkan, Marto bergegas pulang. Yitno melihat kesempatan besar dengan mikrofon yang nganggur. Yatno langsung bicara.

"Omongan Marto aku lanjutkan," kata Yitno. Padahal sudah tak ada orang di situ. Tapi Yitno tetap saja berkoar. Dia bicara korupsi di lingkungan sekolah dasar.

Sampai Subuh Yitno bicara sendirian dengan mikrofonnya. Pagi tiba, Marto kembali ke balai desa. Dia ingin kembali memegang mikrofon. Ingin kembali bicara, siapa tahu di pagi hari sudah mulai banyak orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun