Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kartiman Memperjuangkan Cintanya

21 Februari 2021   12:19 Diperbarui: 21 Februari 2021   12:26 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. foto shutterstock dipublikasikan kompas.com

Kartiman, pemuda yang kadang berkelana, belum punya kerja tetap. Usianya 27 tahun, badan berotot. Kartiman tak pernah gosok gigi. Dia juga tidak pernah pakai penetral bau ketiak.

Serapi dan semenarik apapun, bau Kartiman selalu menyengat. "Hidup itu yang penting hatinya," katanya padaku satu ketika. Kartiman begitu, setelah sering ikut perkumpulan itu. Entah apa nama perkumpulannya. Intinya bahwa hati itu yang perlu dijaga, fisik itu tak terlalu penting.

Tapi, yang namanya manusia zaman kini ya begitu. Ngomongnya soal hati bersih, buktinya perilakunya kayak comberan. Ya termasuk aku juga sih, termasuk Kartiman.

Nah, Timan ini suka sama Dewi. Dewi memang cantik. Kalau kau pernah tahu wajah Madhuri Dixit, bintang film India, nah seperti itulah wajah Dewi. Tapi banyak lelaki yang tak mau mendekati Dewi. Rumor yang berkembang Dewi memakai susuk.

Tapi aku meyakini jika Dewi tak seperti itu. Dia rajin beribadah, tak neko-neko. Aku mengira bahwa rumor itu kencang berembus saat ayah Dewi maju pemilihan kepala desa. Ya tentu rumor itu untuk menggagalkan ayah Dewi menang pemilihan. Pada akhirnya, ayah Dewi pun kalah.

Kembali ke Kartiman. Kartiman sudah lama suka dengan Dewi. Tapi dia berani mengutarakan pendapatnya setelah dia sering kumpul-kumpul sama orang-orang yang bicara kesucian itu.

Setiap malam Minggu, Kartiman ngapel ke rumah Dewi, mengutarakan cintanya. Tapi Dewi menolak. Hanya saja, Kartiman tak mau patah arang. "Cinta harus diperjuangkan," katanya.

*

"Maaf mas, aku tidak mencintaimu," kata Dewi pada Kartiman.

"De..." kata Kartiman.

"Aku bukan pacarmu mas, bukan pula calon calon istrimu, jangan panggil aku De," kata Dewi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun