Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Geger Membahas Orang Gila

15 September 2020   09:01 Diperbarui: 15 September 2020   09:04 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. sumber foto tribunnews.com

Budi tentu tak terima. Dia berdiri dan memosisikan dua telapak tangannya di depan wajahnya. Kamu tahu belalang sembah? Nah, Budi memosisikan tangan seperti belalang sembah. Aku agak terkejut karena bukan hanya memosisikan tangan, Budi malah sudah sekali menyengat Bagus. Dia sengat bagus dengan dua tangannya. Dada Bagus yang disengat.

Bagus tak terima. Dia ikut berdiri dan membentangkan dua tangannya. Kamu tahu elang?  Nah seperti itulah Bagus beraksi. Dia seperti elang. Dia berputar mengitari meja dan kedua temannya. Dia kepakkan sayapnya. Sepertinya akan ada serangan dari Bagus.

Ups, kepak sayap Bagus mengenai kepala Timan. "Udah Bro, ngopi dulu. Tak usah tegang," kata Timan. Tapi, ketegangan itu tak terkendali. Budi kembali menyengat Bagus di bagian perut. Bagus mengepakkan sayapnya dan mengepret kepala Budi.

Budi oleng dan terjatuh. Bagus langsung menindihi Budi. Keduanya bergumul. "Bro, sudah. Ngopi dulu," sergah Timan dengan tangan menarik-narik tangan Bagus. Tapi, Timan malah kena kepret juga. Budi yang kini tertindih di bawah minta tolong. "Toloong," kata Budi.

Aku memutuskan untuk melihat adegan itu saja. Aku juga heran kenapa Timan tak sigap melerainya dari tadi. Harusnya Timan melerai sehingga pertarungan itu tak terjadi.

Lalu, dari belakangku suara muncul. "Sudah-sudah anak-anak. Sudah mainnya. Minum obat dulu ya," kata dokter wanita itu sembari membawa pistol mainan.

Ketiga lelaki itu memutuskan berhenti mendengar suara bu dokter, terlebih melihat ada pistol yang dibawa bu dokter. "Lho Budi, Bagus, kenapa hanya pakai celana kolor. Bajunya di mana?" kata bu dokter.

"Biar semilir bu. Gerah kalau pakai baju," jawab Bagus.

"Timan, kenapa kamu malah cuma pakai pampers? Itu di dalem pampers ada apanya, kok terlihat berat?" kata bu dokter.

"HP bu. HP poliponik. Ini kalau ditelepon bergetar dan bunyi," kata Timan.

Aku hanya cengengesan lihat adegan itu. Akhirnya tiga orang itu dibawa bu dokter untuk minum obat. Aku iseng saja mencari tahu kopi apa yang membuat Timan ketagihan? Aku datangi meja itu. Aku lihat dan ternyata bukan kopi, tapi air putih. Aku tertawa ngakak. "Dasar orang gila," kataku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun