Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sindiran soal Nikah dan Momongan Bisa Jadi Teror Psikologis

5 Juni 2020   10:59 Diperbarui: 6 Juni 2020   12:47 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyindir orang yang belum menikah dan memiliki tanpa disadari bisa memengaruhi psikologisnya | Ilustrasi Shutterstock dipublikasikan Kompas.com

Semakin giat usaha, maka potensi berhasil akan makin besar. Tapi, jika sudah usaha keras tetap saja gagal, ya tak apa apa. Saya saja pernah merasa sudah usaha maksimal tetap gagal. Ya biasa saja. Walau perih, ya dijalani saja. Hidup memang begitu bos....

Nah, sudah usaha dan belum juga mendapatkan jodoh, maka sabar saja. Di saat itulah problem muncul. Problem dari orang lain yang memberi sematan tak enak bagi mereka yang sudah cukup umur tapi belum menikah. Ada yang bilang, "tak laku", ada yang bilang "kualat", ada yang bilang... dan lainnya.

Bagi sebagian orang yang cuek, sematan negatif itu tak masalah. Namun, tidak semua orang bisa cuek. Tiap orang memiliki karakter yang berbeda karena sejarah yang berbeda. Mereka yang dibangun dari sejarah yang sensitif, tentu tidak mudah cuek.

Problemnya makin parah ketika orang yang sensitif yang belum menikah, dihujani sematan buruk. Bisa jadi dia akan makin terpuruk. Makin menyalahkan keluarganya, makin menyalahkan diri sendiri, dan menyalahkan Tuhan. 

Kalau sudah begitu sudah bahaya. Dia akan makin depresi dengan serangan psikologis dari orang lain itu.

Maka, menyindir orang yang belum nikah itu tak perlu. Sekalipun kadang sindiran itu berniat hanya bercanda. Sebab, kita tak pernah tahu hati orang ketika disindir. Lebih baik membantu secara wajar jika dibutuhkan atau mendoakan yang terbaik.

Momongan
Soal pasangan yang belum punya momongan juga bisa menjadi sansak bagi orang-orang yang suka menyindir. Serangannya pun telak dengan diksi yang saya pikir tak pantas saya tulis di sini. Intinya adalah bahwa jika ada pasangan yang belum punya momongan, maka pasangan itu bermasalah.

Orang yang belum punya momongan dilabeli dengan kata-kata buruk. Sekali lagi, jika pasangan itu cukup cuek, maka tak masalah. Namun, jika salah satu saja pasangan itu terus diteror dengan sindirkan, bisa goyah juga. Apalagi yang menyindir misalnya adalah anggota keluarga sendiri.

Kalau di antara pasangan itu tak kuat, maka bisa koyak juga ketenteraman rumah tangga. Saya pernah mendengar sendiri ketika ada salah satunya menyalahkan pasangannya karena belum diberi momongan. Ini kan jadi tak sehat. Tak sehat karena dipicu sindiran-sindiran yang tak menyenangkan itu.

Jika tak tahan dengan teror itu, maka secara psikologis bisa bermasalah. Khususnya mereka yang tak tahan dengan sindiran tersebut. Ketika tak tahan, jadi serampangan bertindak dan bisa membahayakan.  

Maka, sebenarnya sudah tak pantas kita masuk ke ranah privat orang lain. Memberi label buruk pada mereka yang ingin sesuatu tapi belum diberi. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun