Semestaku itu kamu, Â spt halnya rindumu itu, diriku.Â
Dan nalarku semakin mengharubiru berkhayal seganas-ganasnya, menderu rindu.Â
Namun tiada bisa ia menembus belenggu 'magis' yang kau pun tiada memiliki kuasa akan hal itu.
Bila dulu, dirasa belenggu itu milik orang yang berhak atas dirimu, kau percaya bahwa aku akan menerobosnya samasekali. Namun, bagaimana jika Tuhan yang menginginkan hal itu tetap terkunci rapat-rapat?Â
Siapa yang sudi melawan Kekasihku?Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!