Mohon tunggu...
ILAH SOBARTINI
ILAH SOBARTINI Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Sebagai seorang pendamping dalam pelayanan pendidikan kepada siswa siswi sekolah dasar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dipaksa Covid-19

1 April 2023   06:15 Diperbarui: 1 April 2023   08:17 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

DIPAKSA COVID-19

"Pernahkah kita membayangkan kondisi pembelajaran dalam dunia pendidikan saat ini seandainya tidak ada Covid 2019?" jika iya, apakah pemikiran kita sama, bahwa proses pembelajaran yang terjadi seperti tahun-tahun sebelumnya dimana pembelajaran tidak pernah terfikirkan akan berpusat pada bantuan gawai dan internet, kita tetap  terfokus pada peningkatan metode dan model saat pembelajaran di kelas, kegiatan harian yang melibatkan sepenuhnya fasilitas sekolah. Walapun  di beberapa sekolah telah memulai pembelajaran dengan penggunaan alat teknologi, namun sebagian besar dilakukan di wilayah yang telah memiliki sarana dan prasarana pendukung yang memadai seperti komputer, proyektor, scanner, dll., serta terjangkau dengan sinyal jaringan yang mumpuni.

Covid-19 telah berhasil menjadi pembawa perubahan yang mampu membuat pergerakan masif  di banyak sektor dalam dunia pendidikan, proses adaptasi luar biasa dialami berbagai pihak, seperti adaptasi guru dalam menerapkan bentuk pembelajaran baru, perubahan belajar yang dialami siswa karena diharuskan belajar secara mandiri, orangtua yang mengalami kesulitan dalam mendampingi anandanya belajar, tantangan pemerintah untuk sigap dalam membuat aturan dan kebijakan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran di masa pandemi ini dan adaptasi baru lainnya yang timbul yang perlu segera ditemukan penyelesaiannya.

Mau ataupun tidak, kita digiring untuk mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi saat ini, pola dan situasi yang baru serta asing untuk dijalankan, dan hal tersebut bisa menjadi stressor timbulnya rasa cemas dan ketakutan berlebih, beruntung sekali otak manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk memiliki kemampuan merespon ketika dihadapkan dalam keadaan sulit, seperti temuan peneliti dari Mount Sinai School of Medicine dalam jurnal Neuroscience mengungkapkan bahwa otak memiliki respon yang cepat terhadap tekanan yang dapat memicu depresi dengan mengeluarkan senyawa dopamin di bagian otak tertentu dan secara cerdas memiliki kemampuan untuk mengatasinya, menganggap Covid-19 sebagai ancaman dan hambatan tentu akan merugikan diri kita sendiri, kita akan menjadi stress dan cemas yang tidak terkendali. 

Oleh karena itu kita perlu  mensinergikan kemampuan otak tersebut dengan menjadikan keberadaan Covid-19 ini sebagai tantangan dan peluang untuk memahami ilmu baru, mengeksplore kemampuan siswa, menciptakan gairah terciptanya teknik mengajar dan belajar cara baru yang mungkin tidak terfikirkan sebelum adanya covid-19, yaitu dengan menjadikan otak dalam keadaan rileks saat menghadapi keberadaan Covid-19.

Covid-19 mendorong kami para guru, untuk mampu bekerja sama dengan orang tua dalam ketercapaian belajar siswa, menjadi intens dalam berdiskusi demi kondisi pembelajaran yang tetap menyenangkan bagi siswa, keluhan tidak adanya kuota dapat terbantu oleh adanya pemberian kuota gratis dari pemerintah, keluhan para guru yang sebagiannya terkendala minimnya penguasaan akan ilmu pengetahuan seputar bentuk pembelajaran daring dan luring dapat terbantu dengan banyaknya ilmu dan panduan yang disediakan pemerintah seperti adanya program guru belajar, bimtek online, webinar, diklat online, pelatihan pembelajaran melalui berbagai aplikasi. Keluhan siswa yang merasa tidak bisa belajar secara mandiri dapat terbantu dengan bentuk pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi dilingkungan setempat apakah berupa belajar kelompok ataukah dengan pemberian tugas kemandirian seperti kegiatan membantu ibu dan ayah, membersihkan lingkungan, dll.

Tantangan untuk mengembangkan kreativitas penggunaan teknologi dalam pembelajaran menjadi kombinasi sempurna dipadukan dengan pengetahuan pedagogik dan pengetahuan konten, sejalan dengan pemaparan AECT (Association for Educational Communications and Technology) bahwa untuk menjadikan pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik, serta peningkatan kinerja maka perlu adanya pengintegrasian teknologi dengan cara mencipta, memanfaatkan, dan mengelola proses dan sumber-sumber teknologi yang tepat.  Guru dalam pelaksanaannya dituntut mampu dan cakap dalam mengkombinasian materi ajar, proses pembelajaran, dan penggunaan teknologi secara luwes, memiliki kesinambungan dan kebermaknaan.

Langkah pertama yang harus dilakukan bagi seorang guru adalah dengan menerima perubahan yang terjadi, Covid-19 itu nyata dan sedang terjadi di hampir seluruh negara manapun termasuk Indonesia, oleh karena itu, perlu bagi kita untuk menyiapkan penerimaan diri secara ikhlas dan lapang serta bertekad kuat menjadikan segala fasilitas dan dukungan pemerintah tersebut menjadi modal untuk kita memulai meningkatkan kembali kompetensi kita sebagai guru seperti yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 yang menyatakan bahwa kompetensi guru meliputi ;

  • Kompetensi pedagogik, Kompetensi pedagogik meliputi kemampuan dalam perancangan, pelaksanaan evaluasi pembelajaran di saat pandemik Covid-19 ini,
  • Kompetensi kepribadian, Kompetensi kepribadian mencerminkan kepribadian yang tetap stabil, dewasa, arif dan berwibawa, dalam mendampingi siswa nya selama pembelajaran daring dan luring ini berlangsung,
  • Kompetensi sosial, Guru luwes dalam mengelola komunikasi dengan orangtua dan siswa, agar tercipta pembelajaran yang bermakna, seperti yang tertuang dalam konsep pertama dalam  Pembelajaran jarak jauh (PJJ) yaitu memanusiakan hubungan, praktik pembelajaran berorientasi pada relasi positif antara guru, murid, dan orangtua.
  • Kompetensi profesional, Kompetensi professional meliputi kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran ditengah perubahan kebijakan pemerintah yang memberi keleluasaan pada setiap tingkatan sekolah dalam penyusunan kurikulum, termasuk didalamnya adalah kemungkinan ada penyederhanaan dalam hal materi ajarnya.

Pada akhirnya, kita menyadari bahwa dipaksa berubah tentu saja tidak  menyenangkan, namun bagaimanapun keadaannya, bukankah kita sebagai tenaga pendidik menyadari, harus selalu siap akan perubahan. Tidak melihat Covid-19 sebagai penyebabnya, tapi pandanglah perubahan ini sebagai sarana kebangkitan akan berbagai kompetensi kita, bahwa hidup akan selalu berubah. Penelitian pada bidang pendidikan akan selalu ada, inovasi dan temuan baru akan terus bermunculan, tentu senang bukan jika kita turut pula menjadi bagian dari perubahan pendidikan tetap baik walaupun saat pandemik. Tetap semangat rekan seperjuanganku. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun