Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tulis dan Selesaikan Naskahmu Hingga Tuntas, Pelajaran Berharga dari Acara Bedah Novel "Tak Kenal Maka Taaruf" Karya Kompasianer Mim Yudiarto

5 Februari 2024   09:08 Diperbarui: 5 Februari 2024   09:24 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selesaikan Tulisan, Resep Utama Menulis Fiksi

Untung saja, peserta yang hadir sangat antusias dengan Mas Mim dan karya beliau. Banyak sekali pertanyaan seputar penulisan karya ini. Salah satunya dari Pak Agung Buana, dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang yang secara khusus datang ke acara ini. Beliau sangat tertarik mengenai proses penulisan karya Tak Kenal Maka Taaruf yang begitu cepat.

Pak Agung dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang yang berkenan hadir. - Dokumen Mbak Desol.
Pak Agung dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang yang berkenan hadir. - Dokumen Mbak Desol.

Rupanya, dalam menulis karya novel dan fiksi lain, Mas Mim melakukannya secara kontinyu dan tanpa jeda lama. Jika ada jeda lama, maka beliau harus membaca lagi dari awal. Ada proses kreatif yang seakan beliau "kerasukan" alias on fire saat proses menulis berlangsung. Proses ini begitu beliau nikmati sehingga berbagai ide akan tertuang dengan cepat. Beliau juga tidak menggunakan outline saat menulis. Semuanya mengalir begitu saja dari berbagai hal yang beliau rasakan.

Buku karya Mas Mim yang dibagikan selesai acara. - Dok. Mbak Desol
Buku karya Mas Mim yang dibagikan selesai acara. - Dok. Mbak Desol

Selain memaparkan proses selama menulis, Mas Mim juga tak pelit ilmu dalam berbagi kepada peserta yang hadir. Ada seorang penulis guru asal Pakisaji Malang, yakni Ibu Riami yang ingin menulis mengenai kisah percintaan seorang lelaki di tanah gambut.

Mas Mim pun memberikan beberapa masukan mulai dari eksplorasi latar, tokoh, dan rangkaian cerita. Ternyata, dalam menulis fiksi rangkaian cerita amat penting dan perlu latihan sesering mungkin. Rangkaian cerita yang apik dengan penokohan yang kuat akan menghasilkan cerita yang masuk akal, menarik, dan akan terngiang di hati pembacanya.

Ibu Riami yang 
Ibu Riami yang 

Meski demikian, bukan berarti seorang penulis fiksi harus selalu memikirkan hasil tetapi tidak menikmati proses yang terjadi. Salah satunya ketika Keisha, seorang siswi SMP yang bertanya mengenai penilaian orang lain dari karya yang telah ia hasilkan.

Ia sering takut bagaimana nantinya jika penilaian yang didapatkan tidak sesuai ekspektasinya. Alhasil, ia kerap tidak menyelesaikan karyanya padahal ada potensi karyanya disukai oleh banyak orang.

Mas Mim pun mengatakan bahwa karya tulisan yang baik adalah karya tulisan yang selesai. Sebagus apapun karya tulisan jika tidak selesai juga akan percuma. Makanya, menyelesaikan tulisan terlebih dahulu adalah kunci. Masalah penilaian orang atau tak sesuai ekspektasi itu urusan nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun