Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Perlukah Membuat Aturan Ketat untuk Mencegah Anak Kecanduan Belanja Voucher Game Online?

25 Juni 2021   09:00 Diperbarui: 26 Juni 2021   09:26 1192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. - Merdeka.com

Beberapa hari yang lalu, Bupati Mukomuko Bengkulu menyurati Kemkominfo agar memblokir situs aplikasi game online karena memiliki dampak negatif pada anak.

Beberapa game online yang diminta untuk diblokir adalah Mobile Legends (ML), Free Fire (FF), dan Player Unknown's Battlegrounds (PUBG). Gim-gim tersebut sangat disukai oleh kalangan muda terutama remaja dan anak-anak.

Dampak negatif yang dipaparkan oleh sang Bupati adalah dampak psikologis, pendidikan, dan kesehatan para generasi bangsa terutama di wilayahnya.

Permintaan Bupati Mukomuko tersebut memang beralasan kuat. Kini, game online menjadi sebuah budaya tidak saja di perkotaan tetapi sudah masuk ke pedesaan. 

Game online telah menggeser budaya bermain dan bersosialisasi anak-anak masa kini terutama laki-laki. Anak yang tidak memiliki ponsel dan tidak bermain game online seakan ketinggalan zaman dari teman-temannya. Game online pun menjadi kebutuhan pokok anak-anak dalam beraktivitas terutama sejak pandemi melanda.

Adanya game online juga dikeluhkan oleh banyak orang tua. Mereka menganggap sang anak tak bisa berkonsentrasi belajar dengan baik karena yang di pikiran mereka hanya gim dan gim. 

Akan tetapi, yang menjadi kunci dari game online saat ini adalah kemudahan pengisian (top up) akun game online yang bisa dijangkau dengan mudah oleh anak-anak.

Top up dilakukan agar sang pemain bisa mendapatkan item tertentu yang bisa digunakan untuk bermain bersama (mabar) dengan kawan-kawannya. Jika ia tak melakukan top up, maka item yang dimiliki ya hanya itu-itu saja. 

Makanya, ketika seorang anak mulai kecanduan game online, maka ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa top up akun yang dimilikinya agar bisa mendapatkan item yang diinginkannya.

Apesnya lagi, kini banyak sekali kemudahan untuk melakukan top up game online melalui berbagai channel dan aplikasi. Kebanyakan, anak-anak melakukan top up dengan membayar nominal tertentu di minimarket dari uang yang diberi oleh orangtuanya. 

Sama dengan membeli pulsa biasa. Namun, banyak dompet digital dan berbagai aplikasi lain yang sangat mudah untuk diakses terutama anak-anak agar bisa top up akun mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun