Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

[Cerpen] Sena Tak Ingin Menanti Hilal

23 Mei 2020   03:00 Diperbarui: 23 Mei 2020   02:56 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. - Viddsee.com/ SC pribadi

Tak berapa lama, dua orang yang tak asing baginya datang ke rumahnya. Sena segera mengenali mereka.

“Paman Aris dan Adin!” Sena kaget. Tak biasanya paman dan sepupunya bertandang ke rumahnya.

Sena segera terlonjak. Ia pun menyalami keduanya dan mengajak mereka masuk. Tapi, Paman Aris meminta Sena untuk segera ikut bersamanya malam itu juga. Sena masih bingung. Paman Aris hanya berkata bahwa ia akan bertemu dengan ayah ibunya. Tentu, Sena sangat gembira.

"Ibu bawa apa saja Paman? Apa ia juga membawa mainan singa?" Sena terus bertanya pada pamannya.

Sang paman hanya menggenggam tangan Sena, "Entah. Nanti kau akan tahu sendiri".

Mereka pun akhirnya pergi dengan motor ke kota tetangga tempat tinggal Paman Aris. Tetapi, mereka berhenti di sebuah bangunan yang terasa asing bagi Sena. Bangunan itu tampak sepi karena tidak ada aktivitas takbiran di sana.

Pamannya meminta menunggunya di sebuah ruangan kecil. Di ruangan itu, tampak dua buah tas besar. Saat mendekatinya, ia meyakini tas itu milik ibunya dari nama yang tertulis di sana.

Sena semakin gembira. Ia membukanya dan ada banyak sekali mainan serta pakaian kecil yang pasti miliknya.

Adin yang melihat Sena ingin mengatakan sesuatu. Tetapi, anak remaja tanggung itu membatalkannya. Ia membiarkan Sena mengeluarkan berbagai mainan di dalam tas itu. Adik sepupunya itu makin gembira saat ada mainan kereta api dan mobil-mobilan yang begitu apik tersimpan di dalam tas itu.

Tak lama, Paman Aris pun datang ditemani dengan seorang wanita. Ia meminta Sena untuk mendekat ke arahnya.

"Ada apa paman?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun