Mohon tunggu...
Ikrom Zain
Ikrom Zain Mohon Tunggu... Tutor - Content writer - Teacher

Hanya seorang pribadi yang suka menulis | Tulisan lain bisa dibaca di www.ikromzain.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Bentrok Bonekmania dan Aremania, Bukti Tak Mudah Mencari Tempat Netral Pertandingan Bola

19 Februari 2020   08:05 Diperbarui: 19 Februari 2020   13:15 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah rangka kendaraan setelah terbakar saat bentrok antara pendukung Persebaya dan Arema dalam semifinal Piala Gubenur Jawa Timur 2020 di Kota Blitar, Jawa Timur, Selasa (18/2/2020) (Kompas.com)

Ibarat terkena awu panas alias abu panas, warga Kota Blitar mendapat hal tidak mengenakkan pada Selasa, 18/09/2020 kemarin. Pasalnya, kota mereka tercinta yang biasanya adem ayem berubah menjadi membara. 

Apesnya lagi, kerusuhan yang terjadi di kota mereka bukan disebabkan oleh warga mereka sendiri, melainkan oleh dua oknum suporter bola dari dua kota tetangga mereka, Malang dan Surabaya.

Ya, tensi derbi Jatim pada laga semifinal Piala Gubernur Jawa Timur memang berpindah ke Blitar karena Stadion Supriyadi yang ada di kota ini digunakan untuk laga tersebut. Beberapa sepeda motor dibakar dan beberapa bangunan dirusak. Suasana tak tenang dirasakan oleh warga Blitar.

"Yang main bola siapa yang kena rusuhnya siapa?"

Itulah petikan pesan WA dari seorang rekan saya yang kebetulan tinggal di Kota Blitar. Ia tak menyangka, kota kecilnya yang sebenarnya jauh dari hiruk pikuk kegaduhan sepak bola di negeri ini menjadi ikut membara. 

Ia pun merasa takut untuk bepergian di pertengahan hari kemarin lantaran dua oknum suporter, Aremania dan Bonekmania dengan ganas saling beradu kata kasar hingga lemparan batu.

Rekan saya juga menyayangkan mengapa pertandingan yang seharusnya tanpa melibatkan penonton tetapi masih bisa didatangi oleh penonton.

Yang menbuat dia juga semakin tak habis pikir, mengapa laga tanpa penonton ini digelar di sebuah kota yang masih bisa dijangkau oleh kedua kelompok suporter.

Blitar terletak tak jauh dari Malang dan Surabaya yang bisa dijangkau dengan bus dan kereta api. Makanya, dengan peristiwa ini, banyak pihak yang menyayangkan jika derbi dua tim jatim ini digelar di kota lain, kok masih ada supporter yang datang. 

Tentu, alasan mereka datang untuk mendukung tim kesayangannya. Memang laga yang  digelar tanpa penonton, rasanya belum afdol jika tidak ikut bersorak di sekitar stadion.

Satu hal lagi yang menjadi titik perhatian adalah meski dua kesebelasan yang bertanding berasal dari dua kota tetangga di Blitar, tetapi nyatanya kelompok suporter yang hadir malah banyak yang berasal dari sekitar Blitar. Tulungagung, Kanigoro, dan sekitarnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun